Anak-anak Pelosok Desa Ditantang Sekolah Tinggi

Ilustrasi anak kuliah.
Sumber :
  • http://www.indotopinfo.com/

VIVA – Indonesia membutuhkan banyak lulusan Sains, Teknologi, Teknik Mesin dan Matematika (STEM) ditengah gairah pemerintah memacu pembangunan.

Gita Gutawa Lulus S2, Bukan Cuma Bekal Ilmu yang Didapat

Bayangkan, jumlah insinyur Indonesia adalah yang terendah di ASEAN. Rasio insinyur Indonesia saat ini hanya 3.038 orang per sejuta penduduk, kalah dari Myanmar 3.844 dan Vietnam 8.917. Bahkan terpaut jauh dari Singapura yang mencapai 28.235 insinyur per satu juta penduduk.

Perlu upaya semua pihak, termasuk swasta, BUMN dan pihak terkait lainnya untuk membantu pemerintah mengejar ketertinggalan tersebut. Termasuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli untuk pembangunan di segala bidang yang tengah dikebut saat ini.

6 Tips Sukses Raih Beasiswa Luar Negeri

"Kami berharap anak-anak muda berprestasi dari pelosok Indonesia  memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi dan mengejar cita-cita mereka khususnya di bidang Sains, Teknologi, Teknik Mesin dan Matematika (STEM) ,” ujar CEO Sinarmas Agro Resources And Technology (SMART), Susanto Yang dalam keterangan tertulis kepada VIVA, Kamis 11 Januari 2018.

Program ini, ungkapnya, juga diharapkan membuka kesempatan bagi para anak-anak perempuan dari desa binaan di pelosok nusantara untuk mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikan ke universitas, terutama di bidang-bidang studi Sains, Teknologi, Teknik Mesin dan Matematika (STEM) yang hingga kini masih belum banyak diambil oleh para mahasiswi. 

Komisi X Dorong Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan Tinggi

Padahal, menurut UNESCO, jurusan STEM merupakan pekerjaan yang akan banyak dicari di masa depan (job of the future) yang dapat mendorong kesejahteraan individu dan masyarakat sekitarnya, melalui inovasi dan kreativitas.

"Karenanya kami berharap anak-anak perempuan turut terpacu mendalami Sains, Teknologi, Teknik Mesin dan Matematika (STEM) melalui kesempatan seperti ini." 

SMART sendiri kali ini menyalurkan beasiswa kepada masyarakat lokal di sekitar lokasi operasional perusahaan. Program ini akan berjalan hingga proses perekrutan terakhir di 2020 dengan total bantuan dana lebih dari Rp 2,8 miliar yang diberikan kepada 40 siswa.

Warga melakukan aksi teatrikal saat mengkampanyekan Gerakan Anti Hoax di Solo, Jawa Tengah.

Orang Berpendidikan Tinggi Cenderung Percaya Hoax, Begini Alasannya

Literasi bukan satu-satunya cara berantas hoax.

img_title
VIVA.co.id
19 Februari 2019