Pengakuan Mengejutkan Mantan Artis Korea
- Pixabay
VIVA – ‘Miss B' merupakan mantan artis di Korea, yang pernah bergabung dengan sebuah girlband, di bawah manajemen Yail Entertainment. 'Miss B' pun membongkar betapa keras dan ketatnya menjadi artis di Korea.
Ia membeberkan, segala kesulitan yang dihadapinya, saat berlatih bahkan setelah memulai debutnya.Â
Dilansir dalam laman Koreaboo, Rabu 27 Desember 2017, ia mengungkapkan bahwa label memintanya bergabung dengan girlband yang sudah memulai debutnya sekitar enam bulan. Dari situ, ia mulai merasakan kesulitannya ketika ikut berlatih.
"Jujur saja, saya memiliki waktu latihan yang sangat singkat. Saya bergabung di pertengahan waktu, saat grup ini sudah memulai debutnya. Saya berlatih sekitar enam bulan, jadi saya memulai debutnya dengan sangat cepat," ujarnya. Â
"Tetapi, itu lebih sulit bagi saya. Ketika semua anggota berlatih selama bertahun-tahun, saya harus mengejar ketinggalan saya dalam waktu enam bulan. Saya tidak memiliki dasar bernyanyi dan menari yang baik, jadi saya harus mengejar ketertinggalan saya dengan cepat," tambah Miss B.Â
TIdak ada alasan mendapat perlakuan berbeda, meski dirinya baru bergabung. Ia dituntut mengejar ketertinggalannya dari anggota yang lain. Rasa sakit yang dirasakannya tidak membuat Miss B mudah untuk mengimbangi personel lainnya.
"Latihan tari merupakan hal yang paling sulit, sebab aku tidak pandai menari. Saya menangis ketika berlatih split, tetapi mereka tidak memberikan kemudahan karena tangisanmu. Mereka mendorongku lebih keras lagi," katanya.
Dan yang lebih berat, mereka berlatih menjelang Subuh. "Kami biasanya mulai berhenti latihan sekitar pukul empat pagi, Â kembali ke asrama untuk istirahat, dan memulai kembali di pagi yang sama," ujarnya. Â
Bagian tersulit saat berlatih yaitu diet. Meskipun berlatih selama berjam-jam, Miss B hanya mendapatkan sedikit makanan.
"Saya sangat suka makan, biasanya empat hingga lima piring. Namun, saat itu saya hanya makan satu setengah porsi sehari," ujarnya miris.
Biasanya, ia akan membagi jatah makannya menjadi tiga untuk sehari. Saat makan pun ia dihantui ketakutan dengan kegemukan.Â
"Jika saya makan dengan duduk, saya takut akan makan banyak. Jadi saya memilih berdiri dekat wastafel," ujarnya.
Ia pernah kelaparan, tetapi tak diizinkan untuk makan oleh manajernya. "Saya mendatangi manajer kami tetapi ia menyuruh saya minum air putih. Saya harus menari tanpa perutku terisi, hanya air yang menopangku," katanya.