Psikolog Ancam Adukan Orang Tua Arra ke KPAI: Eksploitasi Anak Demi Cuan

Orang tua Arra bocah viral, Billi Sandi dan Mega Vallentina
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – Mega Vallentina, ibu dari bocah viral, Arra, kembali menjadi sorotan publik akibat ia memilih bungkam usai putrinya disebut menghina pekerja pabrik dengan sebutan hinyai

Tegas, Dedi Mulyadi Ancam Tutup DP3AKB Jabar jika Anak Terlantar Tak Diurus

Dalam bahasa Sunda, istilah tersebut menggambarkan wajah yang kusam dan berminyak. Sikap diam Mega justru memicu kritik dari warganet, apalagi ia tampak tersenyum ketika Arra mengucapkan kata tersebut.

Psikolog, Lita Gading turut menanggapi kasus ini dengan kritik tajam terhadap orangtua Arra, yang kerap disapa Baba dan Bubu. Menurutnya, aneh jika anak berusia lima tahun sudah bisa melontarkan kata-kata seperti itu tanpa adanya pengaruh dari orangtua. Lebih mengherankan lagi, orangtuanya justru tidak menegur, melainkan merespons dengan tertawa.

Lisa Mariana vs Ridwan Kamil, Psikolog Ungkap Dampak Moral dan Emosional ke Anak

“Ampun, anak kecil sudah bisa berbicara seperti itu. Siapa yang mengajarinya? Orangtuanya malah tertawa merespons hal tersebut,” ujar Lita Gading di Instagram pribadinya, dikutip Selasa, 25 Maret 2025.

Psikolog Ungkap Kondisi Istri Ridwan Kamil Usai Suaminya Diterpa Isu Selingkuh dengan Lisa Mariana

Lita menegaskan bahwa sebagai orangtua, Baba dan Bubu seharusnya memberikan pemahaman kepada anak bahwa perkataan tersebut tidak pantas diucapkan. Ia juga mengingatkan, sebelum memposting sebuah video ke media sosial, orangtua harus mempertimbangkan dampaknya. 

Lebih lanjut, Lita menilai bahwa apa yang dilakukan kedua orangtua Arra bisa dikategorikan sebagai bentuk eksploitasi anak. Ia mencurigai bahwa tingginya engagement media sosial dari video-video Arra telah dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi, termasuk kesempatan tampil di berbagai podcast dan program televisi yang tentunya menghasilkan pendapatan.

Ancam Lapor KPAI

Tak hanya memberikan kritik, Lita juga mengancam akan melaporkan tindakan ini ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) jika eksploitasi terhadap Arra terus berlanjut. 

“Jika orangtuanya masih melakukan hal seperti ini, saya tidak akan ragu untuk melaporkan ke perlindungan anak. Ini sudah termasuk eksploitasi yang tidak benar,” tegasnya.

Ia pun mengingatkan bahwa jika ingin mencari penghasilan dari media sosial, orangtua sebaiknya menggunakan nama mereka sendiri dan tidak menjadikan Arra sebagai “alat”.

“Orangtua seperti ini tidak patut dijadikan contoh. Jangan sampai beralasan bahwa uang yang dihasilkan digunakan untuk kebutuhan Arra, padahal sebenarnya untuk kepentingan pribadi,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya