Uya Kuya Soroti Dokter yang Berperan sebagai Marketing Obat-obatan dan Peran IDI dalam Menjaga Etika Profesi

Artis Uya Kuya, bergabung menjadi kader Partai Amanat Nasional (PAN).
Sumber :
  • VIVA/Andrew Tito.

Jakarta, VIVA – Anggota Komisi IX DPR RI, Uya Kuya, mengkritisi fenomena dokter yang kini berperan sebagai pemasar produk obat-obatan. Ia juga menyoroti peran Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam menjaga etika serta profesionalisme di kalangan tenaga medis.

Penampakan Obat-obatan Ditemukan di Kamar Hotel Wartawan yang Tewas di Jakarta Barat

Dalam unggahan di akun Instagram @fraksipan_dprri dan @king_uyakuya, Uya Kuya menyampaikan pandangannya terkait hal ini. Scroll lebih lanjut ya.

"Kalau IDI ingin jadi mitra strategis pemerintah, harus menjalankan tugasnya dengan baik. Saya sering mendapat aduan pasien yang merasa jadi korban malpraktik, tapi tidak ada tindakan dari IDI," ujar Uya Kuya dalam pernyataannya.

Perkuat Layanan Farmasi di Kamboja, Dexa Medica Adopsi Teknologi Canggih Ini

Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya tren dokter yang berperan sebagai influencer atau promotor berbagai produk kesehatan, termasuk obat-obatan. Praktik tersebut memicu perdebatan karena berpotensi menimbulkan konflik kepentingan antara aspek bisnis dan profesionalisme kedokteran.

Telan Biaya Rp303 Juta, Begini Perjuangan Pemulangan Jenazah TKI oleh Uya Kuya

Sebelumnya, IDI telah menegaskan bahwa dokter tidak diperkenankan mempromosikan produk kesehatan dengan cara yang dapat menyesatkan masyarakat atau melanggar kode etik profesi. Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI, Djoko Widyarto, bahkan menyebut bahwa sanksi tegas dapat diberikan kepada dokter yang melanggar aturan ini.

ilustrasi hukum pasien dengan dokter

Photo :
  • vstory

Dalam konteks pengawasan terhadap etika profesi, IDI memiliki kewenangan untuk memberikan teguran hingga sanksi bagi anggotanya yang terbukti melakukan pelanggaran. Namun, kritik terhadap efektivitas pengawasan IDI dalam menangani dugaan malpraktik atau penyimpangan lain di bidang kedokteran terus mencuat, sebagaimana disoroti oleh Uya Kuya dalam pernyataannya.

Sebagai lembaga yang menaungi para dokter di Indonesia, IDI diharapkan mampu menjalankan perannya dengan lebih transparan dan tegas dalam menindak pelanggaran etika profesi. Masyarakat pun diharapkan lebih kritis dalam memilih layanan kesehatan, termasuk dalam menyaring informasi terkait promosi produk kesehatan yang dilakukan oleh tenaga medis.

RS Al-Shifa di Gaza (Doc: ANews)

Kemenkes Gaza: Serangan Israel Sasar Rumah Sakit, Persediaan Obat Menipis

Kementerian Kesehatan Gaza pada tanggal 15 April 2025 meminta komunitas global untuk bertindak atas langkah Israel yang menyerang rumah sakit.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2025