Ramai Tagar Kabur Aja Dulu, Bunda Corla Singgung Syarat Kerja Tak Masuk Akal di Indonesia di Depan Wamenaker

Bunda Corla
Sumber :
  • Instagram @corla_2

Jakarta, VIVA – Belakangan ini tagar #KaburAjaDulu tengah ramai digaungkan di media sosial. Tagar Kabur Aja Dulu dianggap sebagai bentuk kekecewaan masyarakat Indonesia terhadap kondisi ekonomi, sosial, dan keadilan di dalam negeri.

Viral Kabur Aja Dulu, Deretan Tips Ini Wajib Diperhatikan Sebelum Bekerja ke Luar Negeri

Kondisi tersebut diduga karena adanya sejumlah kebijakan pemerintah belakangan ini yang dinilai tidak berpihak pada masyarakat. Berbagai elemen masyarakat pun ramai menyuarakan tentang tagar Kabur Aja Dulu termasuk sosok Bunda Corla. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

Dalam tayangan tvOne baru-baru ini, Bunda Corla mengungkap tentang kenyataan sulitnya bekerja di Indonesia. Hal ini berbeda dengan kondisi di Jerman, tempat Bunda Corla saat ini tinggal. 

Kabur Aja Dulu! Perawat Profesional Indonesia Punya Peluang Kerja ke Luar Negeri

"Di Jerman tidak kenal yang namanya usia, tidak mengenal fisik, umur. Di Jerman ini yang penting ada mau, ada niat tidak punya pengalaman nanti kami ajarkan," kata dia.

Bunda Corla

Photo :
  • Instagram @corla_
TikToker Diera Nathania Ceritakan Pengalaman Kabur Aja Dulu di Jepang, Benarkah Lebih Sejahtera?

Hal ini berbanding terbalik dengan Indonesia. Secara lantang di depan wakil menteri Tenaga Kerja Immanuel Ebenezzer, Bunda Corla menyoroti berbagai syarat yang tidak masuk akal untuk bekerja di Indonesia

"Kalau di Indonesia harus liat tinggi badan, apa ini? Ini enggak wajar emang mau ngapain? Mau jadi model? Mau jadi kasir, kerja di restoran, banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja tapi banyak hal-hal yang memalukan dan menjatuhkan harga seorang pemuda yang punya kemampuan, punya keberanian, mungkin mereka tulang punggung keluarga. Itu yang membuat mereka stres," sambung dia. 

Belum lagi kata Bunda Corla adanya 'pihak-pihak nakal' yang meminta pungutan liar agar mereka bisa bekerja di perusahaan atau tempat mereka ingin bekerja. 

"Indonesia sangat sulit mencari kerjaan walaupun perjuangan mereka kuliah, dengan biaya banyak kadang-kadang membikin saya sedih. Ada aja persyaratan yang kadang-kadang maaf ini mesti kenal orang dalam. Ini kita mau cari makan kita harus nyogok itu peraturan apa sih," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Bunda Corla juga meminta wakil menteri ketenagakerjaan untuk menghapus syarat kerja yang tak masuk akal di Indonesia termasuk soal usia hingga pengalaman kerja.

"Tolong bapak wakil menteri tegaskan perusahaan tolong peraturan persyaratan usia harus punya pengalaman di luar, bagaimana mereka punya pengalaman sedangkan selama ini mereka menuntut ilmu. Batas-batas (usia) ini harus dihapus itu penting supaya tidak banyak pengangguran karena usia. Jadi seperti mereka sekolah tinggi  mereka jadi tukang ojek tidak ada pilihan daripada enggak bisa kasih makan bini, kasih makan anak yang penting duit. Tapi kan kasian orang sepintar mereka, punya prestasi itu sayang ilmu mereka yang didapat. Ujung-ujungnya jadi tukang ojek," sambung dia.

Di sisi lain, terkait banyaknya masyarakat Indonesia yang ingin pergi bekerja ke luar negeri pun dinilai wajar oleh Bunda Corla. Jika memang pemerintah tidak ingin talenta-talenta muda pergi meninggalkan tanah air, maka pemerintah dinilai harus bisa berbenah.

"Kita enggak bisa menyalahkan mereka, ada anak-anak muda yang sekarang pengin ke luar negeri dan ganti kewarganegaraan, jangan salahkan mereka. Pemerintah harus mencegah, bagaimana caranya? Harus berpikir lagi untuk pekerjaan, memudahkan persyaratan. Indonesia sekarang kadang tidak sesuai dengan gaji, mereka sekolah tinggi-tinggi, ada yang S1, S2, ujung-ujungnya gaji tak setara, ini kadang memberi gaji kayak seenaknya aja," ujar dia.

Dalam kesempatan itu, dia juga mengaku minta maaf lantaran begitu emosi dalam menyampaikan pendapatnya terkait fenomena Kabur Aja Dulu.  

"Maaf emosi, kita ingin negara kita maju kita mimpi ekonomi negara kita lebih ke depan. Kita harus melunaskan utang-utang tapi bagaimana keadilan sosial bagi rakyat Indonesia ini enggak kepake jadinya," pungkasnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya