Indro Warkop Ungkap Air Mata Anak Dono Saat Terima Hak Kekayaan Intelektual Warkop DKI

Indro Warkop DKI
Sumber :
  • VIVA.co.id/Aiz Budhi

Jakarta, VIVA – Momen penuh haru terjadi ketika Satrio Sarwo Trengginas, anak bungsu mendiang Dono Warkop, akhirnya menerima haknya atas royalti Kekayaan Intelektual (KI) Warkop DKI. Air mata tak terbendung saat ia menerima hak ekonomis tersebut untuk pertama kalinya sejak kepergian sang ayah.

IHSG Terjun Bebas ke Level 6.598, Saham Tambang Rontok Tertekan Isu Royalti

Kisah emosional ini diungkapkan oleh Indro Warkop, satu-satunya anggota Warkop DKI yang masih hidup. Ia mengisahkan bagaimana Satrio yang dikenal pendiam akhirnya mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata yang menyentuh hati. Scroll lebih lanjut ya.

Sejak lahir pada tahun 1992, Satrio tidak memiliki banyak kenangan bersama ayahnya. Dono meninggal pada 30 Desember 2001, saat Satrio masih kecil. Dalam pertemuan itu, ia mengungkapkan bagaimana ia baru pertama kali merasakan hasil dari warisan intelektual sang ayah.

Santai Masalah Royalti Lagunya, Opick: Khawatirkan Hubunganmu dengan Allah

"Dia itu anaknya pendiam, paling kecil, paling manja, nggak banyak bicara," kata Indro, dikutip dari Plus 62, Selasa, 18 Februari 2025.

Dorong Revisi UU Hak Cipta, Melly Goeslaw Curhat Dapat Royalti Lagu Cuma Rp90 Ribu

Namun, dalam momen penerimaan royalti tersebut, kata-kata yang diucapkan Satrio justru membuat semua orang terharu.

"Ketika pertama kali Hak Kekayaan Intelektual Warkop bisa menghasilkan, dia bilang, 'Saya masih kecil sekali waktu ayah saya meninggal,'" tutur Indro menirukan perkataan Satrio.

Lebih lanjut, Satrio mengungkapkan perasaannya yang lebih dalam. "Bahkan saya nggak kenal ayah saya. Saya hanya tahu dia pelawak, komedian, bisa main film, hebat. Ya udah, saya hanya tahu itu saja. Sekarang saya baru..." ucapnya terhenti, tak kuasa menahan emosi.

Indro Warkop dan Damar, Anak dari Almarhum Dono

Photo :
  • Tangkapan Layar

Indro yang menyaksikan momen tersebut pun tak kuasa menahan air mata. Ia mengulang kembali kata-kata Satrio yang membuatnya semakin terenyuh. "Ayah saya sudah nggak ada, tapi dia masih mengirimkan saya uang untuk sekolah."

Bagi Indro, kata-kata itu memberikan refleksi mendalam bahwa kebaikan seseorang akan terus hidup melalui warisan yang ditinggalkannya. "Aku selalu belajar dari kehidupan. Gue lebih memilih mencari nama baik daripada duit, karena hal-hal seperti itu lebih berharga," ucapnya penuh makna.

Meski Warkop DKI telah menjadi bagian penting dari sejarah hiburan Indonesia, Indro mengungkapkan bahwa dirinya belum pernah menerima royalti dari penayangan film-film lawas mereka.

"Nggak ada, sampai dengan sekarang saya harus bilang, tidak ada satu pun," kata Indro.

Pemain Warkop DKI Reborn dan Satrio (anak Dono)

Photo :
  • VIVA.co.id/Diza Liane

Ia bahkan mengeluhkan bahwa masalah ini telah berlangsung bertahun-tahun tanpa adanya penyelesaian. "Kok bisa gitu ya? Produsernya ke luar negeri, beliin saya sesuatu kek, ini nggak ada sama sekali," ujarnya menyindir.

Padahal, sejak tahun 2002, Indro telah mendaftarkan nama Warkop DKI ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DKJI). Namun, hingga kini, belum ada hak ekonomi yang diterima dari penayangan film-film mereka di televisi.

"Kami dari dulu punya HAKI, tapi ketika saya tinggal sendiri, saya hibahkan itu (nama Warkop DKI) kepada anak-anak," jelasnya.

Ia pun menyoroti bagaimana sistem hukum yang ada cenderung berpihak pada kaum kapitalis.

"Kalau soal hukum, ada banyak celah yang bisa diambil. Kita tahu sama-sama ketika hukum berpihak pada kaum kapitalis," ujarnya dalam wawancara dengan kanal YouTube MOP Channel tahun 2021.

Meski demikian, Indro memilih untuk tetap berjuang agar hak Kekayaan Intelektual Warkop DKI dapat menjadi warisan bagi anak-anak Dono, Kasino, dan dirinya sendiri.

"Jadi saya memilih diam, tetapi saya persiapkan Hak Kekayaan Intelektual saya dengan baik," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya