Sakit Hati Sama Keluarga Vadel Badjideh, Nikita Mirzani: Kalau Gak Ada Hukum 'Selesai' Mereka
- VIVA.co.id/Aiz Budhi
Jakarta, VIVA – Nikita Mirzani perlahan mulai membongkar pengakuan sang putri, Laura Meizani Mawardi alias Lolly atas tindakan yang diterimanya dari Vadel Badjideh dan keluarga. Nikita menjelaskan hatinya begitu hancur tatkala mendengarkan pengakuan putri satu-satunya itu.
“Ketika saya mendengarkan cerita anak saya seperti itu hati saya tersayat-sayat,” kata Nikita Mirzani dikutip dari tayangan YouTube Intens Investigasi, Jumat 14 Februari 2025. Scroll untuk tahu cerita lengkapnya!
Selain mendapat kekerasan, Nikita juga menceritakan bahwa sang putri sulung susah untuk mendapat makan. Agar bisa makan, Lolly harus menunggu transferan dari keluarga Vadel. Sebab, semua penghasilan Lolly dari endorsment masuk ke rekening kakak Vadel Badjideh yakni Martin Badjideh.
“Ternyata untuk makan saja dia harus menunggu transferan dari keluarganya kang semir, karena segala apapun penghasilan Laura dari endorsment dan lain-lain, masuk ke rekening Martin,” ujar dia.
Vadel Badjideh
- ist
Tak sampai di situ, saking tak memiliki uang, Laura pernah minum air keran. Bahkan dia juga harus makan, makanan sisa hari kemarin.
“Laura itu pernah minum air keran dan dia makan-makanan kemarin walaupun tidak basi, tapi ya gitu lah,” ucapnya.
Nikita mengaku bahwa dirinya sempat menghilang dari publik lantaran syok atas pengalaman buruk yang harus dirasakan sang putri dari keluarga Vadel Badjideh. Bahkan Nikita mengaku, jika di dunia ini tidak ada hukum dirinya bisa nekat untuk melawan keluarga Vadel Badjideh.
“Kemarin saya sempat menghilang setelah mendengar kesaksian Laura, saya sebagai seorang ibu yang membesarkan yang tidak pernah melakukan sampai keluarga kang semir lakukan ke anak saya. Kalau tidak ada hukum mungkin ini 'selesai', tapi ini ada hukum, proses hukum aja yang dijalankan,” pungkasnya.
Kendala Bareskrim Tangani Kasus Kericuhan di Ruang Sidang yang Libatkan Razman dan Firdaus Oiwobo
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Djuhandhani Rahardjo Puro, mengatakan pelapor dalam kasus itu belum bisa diperiksa.
