Zhao Lusi Unggah Foto Perdana Pasca Heboh Isu Depresi Berat, Dapat Dukungan dari Penggemar
China, VIVA – Zhao Lusi, aktris asal China yang tengah jadi sorotan, akhirnya muncul di media sosial setelah kabar soal kesehatannya ramai diperbincangkan.
Pada 1 Januari 2025, Zhao Lusi mengunggah foto pertama di akun Instagram-nya @roosyzh09, setelah isu mengenai depresi berat yang dialaminya viral.
Dalam unggahannya, Zhao Lusi membagikan foto masa kecilnya tanpa menambahkan kata-kata, hanya sebuah emoji love berwarna merah. Pada slide kedua, ia memperlihatkan potret dirinya saat dewasa, namun wajahnya tertutup masker dan topi. Ia mengenakan baju panjang dan jaket, terlihat melindungi diri dari sorotan.
Sejak terakhir kali mengunggah pada 10 Desember 2024, Zhao Lusi kini menerima berbagai dukungan melalui kolom komentar. Penggemarnya memberikan semangat untuk pemulihannya.
"Happy new year baby! Take care of your body! We are all behind you," tulis salah satu pengikut.
"Early recovery baby," ucap yang lain. Banyak yang mendoakan agar aktris berusia 26 tahun itu bisa segera pulih dan terus mencintai tubuhnya.
Sebelumnya, Zhao Lusi pun telah memberikan penjelasan tentang kondisi kesehatannya melalui akun Weibo-nya. Ia mengungkapkan permohonan maafnya karena isu kesehatan yang menarik perhatian publik.
"Ini adalah tanggapan pertama dan terakhir saya terhadap semua yang terjadi baru-baru ini. Saya mohon maaf sebesar-besarnya karena telah menarik perhatian publik," ujarnya, seperti dikutip dari Koreaboo pada 3 Januari 2025.
Lebih lanjut, Zhao Lusi mengakui telah mengabaikan kebutuhan mentalnya sendiri yang berujung pada depresi.
"Sebelum semua ini, saya tidak pernah membiarkan penyakit saya mempengaruhi pekerjaan atau orang-orang sekitar saya. Saya juga mengakui kekurangan saya sendiri. Saya selalu menganggap diri saya sabar, tetapi selama setengah bulan terakhir, saya menyadari bahwa jauh di lubuk hati, saya tidak sebaik yang saya kira. Jadi, saya memang bertanggung jawab atas situasi tersebut," ujarnya.
Meskipun mengalami masa sulit, Zhao Lusi merasa bersyukur dapat menghadapinya. Ia juga menegaskan bahwa tidak ada yang berhak menilai tingkat trauma seseorang selain dokter yang berkompeten.
"Tidak seorang pun kecuali dokter yang berhak menilai tingkat keparahan trauma seseorang atau menentukan apakah trauma tersebut termasuk penyakit atau tidak," tandasnya.