Ditinggal Istri dan Anak ke Amerika, Lee Jeong Hoon Blak-blakan Sempat Ingin Akhiri Hidup

Moa Aeim dan Lee Jeong Hoon
Sumber :
  • VIVA/Shalli Syartiqa

Jakarta, VIVA – Isu keretakan rumah tangga pasangan selebritis Lee Jeong Hoon dan Moa tengah ramai diperbincangkan. Isu keretakan rumah tangga di antara keduanya bermula dari kepergian Moa ke Amerika beberapa bulan lalu untuk menemani anaknya yang bersekolah di sana.

Terpopuler: Pertemanan Fitri Salhuteru dan Nikita Mirzani Bubar, Lee Jeong Hoon Ingin Akhiri Hidup

Namun diungkap oleh Moa kepergiannya selama empat bulan ke Amerika merupakan bentuk pelariannya dari sang suami.

"Enggak, sebenarnya kalau itu hanya sebagai alasan (menemani anak yang bersekolah di Amerika). Namanya pernikahan, enggak ada satu rumah tangga yang tidak ada konflik," kata Moa dikutip dari tayangan YouTube Melaney Ricardo.

Meledak di Podcast Melaney! Lee Jeong Hoon Marah Besar pada Istrinya

Lebih lanjut diungkap Moa bahwa saat itu dirinya memilih untuk pergi ke Amerika lantaran merasa adanya silent treatment dari sang suami. Hingga membuatnya ingin mencari ketenangan di sana. 

Sempat Ditinggal Moa ke Amerika, Lee Jeong Hoon Akhirnya Bongkar Tabiat Buruk Istri

"Jadi waktu sebelum saya pergi itu banyak yang namanya silent treatment in relationship, dan aku menyadari kayaknya silent treatment itu enggak sehat. Ternyata aku menjalani itu, dan aku mulai merasa egoku naik 'aduh kok aku gini ya, kok di situasi ini kok bisa ya? harus bisalah aku punya Tuhan, masa mau gagal lagi' satu sisi udah bertahan enggak bisa deh. Begitu diizinin cabut," jelas dia.

Tak hanya itu saja, sambil menangis Moa mengungkap keputusannya untuk pergi meninggalkan suami lantaran merasa suaminya tidak ingin bersama dengannya dan anak-anaknya. Di sisi lain, diungkap oleh Moa bahwa saat berada di Amerika hanya di awal-awal saja dia merasa merasa begitu lega bisa lepas dari sang suami. Namun seiring berjalannya waktu dia menyadari dia tidak bisa pergi jauh dari sang suami.

"Itu cuman satu minggu pertama. Sebenarnya relieve enggak, tapi awalnya ngerasa ini solusi terbaik nih buat kita berdua. Enggak pisah tapi ada jarak, mungkin itu yang dibutuhkan semua rumah tangga pikirku. Setelah saya jalan satu bulan ternyata enggak bisa loh, karena aku sama dia enggak pernah pisah," sambungnya.

Mendengar hal itu, Lee kemudian menceritakan bagaimana dia sempat meminta Moa dan anak-anaknya untuk tidak pergi ke Amerika. Bahkan diungkap Lee dirinya sempat bersujud dan memohon sambil mengangis agar sang istri dan anak-anaknya tak pergi. Namun sayang Moa dan anak-anaknya memilih untuk pergi.

"Kan saya nikah cepat punya banyak anak biar enggak kesepian karena saya sendirian. Dari kecil umur 3,5 tahun papa kerja di Indonesia akhirnya ketemu dia udah dapat anak yang luar biasa terus kita punya anak lagi. Terus semuanya bilang mau pergi gimana? Saya bilang jangan tetap mau ngotot, dua hari sebelum mereka pergi saya jongkok loh nangis untuk enggak pergi, tetap loh pergi. Terus gimana? Begging, sampai nangis di depan Zoey, tetap mau pergi," kata Lee.

Dia juga mengungkap saat sang istri mengutarkan keinginannya ke Amerika lantaran sebagai pelarian. Di saat itu juga, Lee mengaku sudah menutup hatinya untuk sang istri.

"Dia bilang mau pelarian, sejak saat itu saya menutup hati. Makanya saya enggak bisa ngomong sama teman-teman, sejak saat itu saya berhenti gereja main aja. Saya juga enggak ngomong sama orang tua," ujarnya.

Lee juga mengungkap setelah sang istri dan anak-anaknya meninggalkannya ke Amerika Serikat. Selama dua minggu dirinya terpuruk, memilih untuk menghentikan semua pekerjaannya. Tak hanya itu saja, setiap malam dia hanya bisa mabuk-mabukan dan parahnya Lee juga sempat punya niatan untuk bunuh diri.

"Saya dua minggu enggak keluar dari rumah, semua kerjaan saya stop. Setiap hari minum kayak orang gila, sehari tidur paling setengah jam, minum obat tidur loh enggak bisa. Saya mulai depresi, minum obat depresi juga enggak mempan, saya sampai mau bunuh diri loh," ujarnya.

Dia juga kembali dibuat kesal oleh tingkah sang istri saat tiba di Amerika Serikat. Saat tiba di sana, Moa diketahui kehilangan tas dan uang cash serta kartu miliknya. 

"Dia kehilangan backpack, tas, uang cash, hp barang pribadi ilang. Mendarat enggak ada cash, untung ada kartu di tempat satunya. Dia memaksakan diri pergi kan, saya marah-marah sama Tuhan ya terus dia cerita anak-anak fine. Tapi dia tiap hari ngomong aku mau mati nih, ngapain kamu pergi gitu," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya