Komika Ini Terkejut dengan Pernyataan Sirina Pacce yang Dilontarkan Densu ke Farhat Abbas, Kenapa?
- VIVA.co.id/Rizkya Fajarani Bahar
Jakarta, VIVA – Pertemuan antara Denny Sumargo dan Farhat Abbas beberapa waktu lalu masih menjadi perbincangan hangat di kalangan publik. Salah satu pernyataan Denny yang paling menarik perhatian adalah ungkapan siri na pacce yang dilontarkannya sebelum meninggalkan kediaman Farhat.
"Ya sudah kalau begitu, saya pamit pulang. Per hari ini saya sudah anggap tidak ada masalah. Saya anggap selesai. Saya tidak akan perpanjang, silakan pegang kata-kata saya. Gue hari ini datang langsung buat klarifikasi. Gue fair kok, gue bukan orang yang suka kekerasan utama. Tapi kalau gue ditantang, siri na pacce," ujar Densu.
Ungkapan khas Bugis-Makassar tersebut ternyata juga mengundang reaksi dari komika Pandji Pragiwaksono. Melalui akun media sosialnya, Pandji membagikan tangkapan layar video Denny Sumargo yang sedang mengucapkan kalimat tersebut, lalu membandingkannya dengan konten-konten kocak yang biasa dibuat oleh Denny.
"Bayangin orang yang ngomong Siri Na Pacce ini adalah orang sama yang bikin konten ini," tulis Pandji sambil menambahkan emoticon tertawa. Pandji juga menyertakan salah satu video lawak Denny yang memperlihatkan dirinya menjalani operasi kantung mata karena permintaan sang istri.
Perbandingan yang dibuat Pandji ini berhasil mengundang gelak tawa dari para netizen. Banyak yang merasa kontras antara image Denny yang seringkali terlihat santai dan humoris dengan pernyataan tegasnya yang mengandung nilai-nilai luhur seperti siri na pacce.
"Hahaha, bener juga sih. Padahal biasanya kocak banget," komentar salah satu netizen.
"Ini baru namanya konten yang bikin mikir," tambah netizen lainnya.
Untuk lebih memahami makna di balik ungkapan siri na pacce, perlu kita sedikit menengok pada budaya Bugis-Makassar. Menurut antropolog Universitas Hasanuddin Makassar, Tasrifin Tahara, Siri berhubungan erat dengan harga diri, martabat pribadi, atau martabat keluarga. Sementara itu, pacce diartikan sebagai kecerdasan emosional untuk merasakan kepedihan dan kesusahan orang lain.
Jadi, Siri' na pacce merupakan sebuah falsafah hidup yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Bugis-Makassar. Bagi mereka, kehilangan siri berarti kehilangan jati diri dan martabat. Oleh karena itu, pernyataan Denny Sumargo yang menggunakan ungkapan ini dapat diinterpretasikan sebagai sebuah penegasan bahwa dirinya tidak akan membiarkan harga dirinya ternodai.