Pergolakan Batin Bella Fawzi Hadapi Kehilangan, Rasa Sakit dan Proses Menerima

Bella Fawzi bersama ibunda Marissa Haque
Sumber :
  • dok.ist

Jakarta, VIVA – Dalam salah satu episode podcast yang menyentuh hati, Bella Fawzi, putri dari pasangan Ikang Fawzi dan Marissa Haque, menceritakan kisah hidupnya yang penuh dengan kesedihan dan duka setelah kehilangan sang ibu.

Suarakan Gerakan Kemanusiaan Lewat Lini Fesyennya, Chiki Fawzi: Sampai Palestina Merdeka

Dalam percakapan di podcast Melaney Ricardo yang berjudul “Bella Fawzi; Aku Kaya Diprank Tuhan Rasanya”, Bella mengungkapkan dengan jujur bagaimana ia memproses rasa kehilangan yang begitu besar. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Momen Kehilangan yang Tak Terduga

Cinta Banget Sama Anak, Chiki Fawzi Ungkap Jasa Marissa Haque Sebelum Meninggal Dunia

Bella menceritakan bahwa kematian ibunya terjadi secara tiba-tiba dan tak terduga. Marissa Haque meninggal dalam tidurnya pada 2 Oktober, tanpa adanya gejala sakit yang serius.

Saat mengetahui ibunya telah pergi, Bella merasa seolah sedang diprank oleh kehidupan. Ia masih tidak bisa percaya bahwa sosok yang selalu ada untuknya kini telah tiada.

Kehilangan Sang Bunda, Bella Fawzi Masih Terus Pulihkan Kondisi Mentalnya

Bella Fawzi dan Marissa Haque

Photo :
  • dok.ist

"Mungkin yang paling menyakitkan adalah ketika orang tua kita meninggal, rasanya seperti separuh jiwa kita diambil," ucap Bella, mengungkapkan betapa dalam rasa sakit yang ia rasakan.

Ikatan Batin yang Kuat

Bella juga menceritakan bahwa beberapa bulan sebelum kepergian ibunya, ia sudah merasakan firasat yang tidak enak. Ia mengaku sempat merasa depresi tanpa alasan yang jelas.

Setelah kematian ibunya, Bella menyadari bahwa firasat itu mungkin merupakan ikatan batin antara dirinya dan sang ibu.

"Katanya, hubungan antara orang tua dan anak itu sangat kuat. Apa yang dirasakan ibu, mungkin juga dirasakan oleh batin saya," kata Bella.

Bella Fawzi, Marissa Haque dan Chiki Fawzi

Photo :
  • Instagram

Proses Menerima Kehilangan

Dalam proses menerima kenyataan, Bella mengakui bahwa waktu tidak bisa menyembuhkan luka. Ia lebih memilih untuk mengadaptasi rasa sakit itu sebagai bagian dari hidupnya.

"Lukanya akan selalu ada," ucap Bella, yang menggambarkan perasaan kosong setelah kepergian sang ibu.

Meskipun berat, Bella berusaha menjalani hari-harinya bersama ayah dan adiknya, Chiki, dengan tetap berpegang pada kenangan indah tentang ibunya.

Kenangan Tentang Ibunda

Banyak kenangan yang melekat pada Bella tentang ibunya. Salah satunya adalah kecintaan Marissa Haque terhadap pendidikan.

"Ibu sangat memperjuangkan pendidikan, bahkan sebelum meninggal, dia sedang mengejar gelar profesor," ujar Bella.

Bella Fawzi

Photo :
  • dok.ist

Ibunya juga dikenal sangat resik, selalu memastikan rumah bersih dan rapi. Kebiasaan ini melekat pada Bella dan keluarganya, terutama setelah kepergian Marissa. 

Bella juga bercerita bagaimana ibunya selalu memberikan afirmasi positif dan kasih sayang kepada keluarga.

Bahkan di hari-hari terakhirnya, Marissa masih sempat memuji Bella yang sedang bekerja di depan laptop dan mencium kepalanya merupakan sebuah kenangan yang akan selalu diingat oleh Bella.

Tantangan Hidup Setelah Kehilangan

Bella mengakui bahwa kehidupan setelah kehilangan ibunya bukanlah hal yang mudah. Setiap pagi, ia bangun dengan perasaan kosong, merasa seperti ada sesuatu yang hilang dari hidupnya.

Bahkan saat menjalani aktivitas sehari-hari, seperti membersihkan rumah atau merawat tanaman, semuanya mengingatkan Bella pada ibunya.

Selain itu, Bella juga merasakan beban tambahan karena harus menjaga ayahnya yang kini hidup sendiri tanpa pasangan yang telah menemaninya selama 38 tahun.

"Siapa yang sekarang akan merawat ayah? Aku merasa harus ada di sana untuk menjaga mereka," ungkap Bella, yang juga harus mengurus adiknya.

Belajar Ikhlas dan Melanjutkan Hidup

Proses belajar ikhlas adalah bagian yang paling sulit bagi Bella. Ia mengakui bahwa ikhlas adalah pelajaran hidup yang tidak mudah dipelajari. "Ikhlas itu ilmu yang sangat sulit, tidak bisa diajarkan di sekolah," katanya.

Namun, Bella berusaha untuk terus maju dan menemukan kebahagiaan, meskipun rasa sakit itu masih terasa. Di akhir perbincangannya, Bella menegaskan bahwa yang terpenting bagi dirinya saat ini adalah kebahagiaan ibunya di alam lain.

"Aku hanya ingin ibu bahagia di mana pun dia berada. Itu yang paling penting," ujar Bella.

Sebuah Pengingat Tentang Kehidupan dan Kematian

Kisah Bella Fawzi ini adalah pengingat bagi kita semua bahwa kehidupan penuh dengan ketidakpastian. Kematian adalah bagian dari hidup, dan kita tidak pernah tahu kapan hal itu akan datang.

Seperti yang dikatakan Bella, "Kita bisa saja tidur malam ini dan tidak tahu apakah kita akan bangun esok hari."

Percakapan ini bukan hanya tentang kehilangan seorang ibu, tetapi juga tentang bagaimana kita sebagai manusia harus menghadapi kehilangan, belajar untuk menerima, dan melanjutkan hidup.

Bella telah menunjukkan kekuatan yang luar biasa dalam menghadapi salah satu momen tersulit dalam hidupnya.

Kisah ini mengajarkan kita untuk menghargai setiap momen bersama orang-orang yang kita cintai, karena kita tidak pernah tahu kapan mereka akan pergi.

Ikang Fawzi dan Dpaken

Hati Ikang Fawzi untuk Marissa Haque Hadir dalam Lagu Rindu Tiada Bertepi Bersama D'paken

Ikang Fawzi mengaku, sempat terpikir untuk berhenti dari dunia musik setelah Marissa pergi. Namun, dorongan untuk kembali ke panggung perlahan-lahan muncul.

img_title
VIVA.co.id
2 November 2024