Ria Ricis Ungkap Penyebab Moana Alami Speech Delay
- Tangkapan Layar
Jakarta, VIVA – Ria Ricis, baru-baru ini membagikan kisah pribadinya mengenai buah hatinya, Moana, yang mengalami keterlambatan berbicara atau speech delay. Melalui kanal YouTube Melaney Ricardo, Ricis, yang sebelumnya menikah dengan Teuku Ryan, mengungkapkan bahwa ia mulai menyadari kondisi ini ketika Moana berusia satu tahun.
"Jadi aku tuh tahu Moana speech delay itu waktu dia umur setahunan. Yang di mana pada usia normalnya harusnya sudah bisa menyebut beberapa kata," ujarnya. Scroll lebih lanjut ya.
Menyadari perbedaan perkembangan Moana dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya, Ria Ricis dan keluarganya mulai berkonsultasi dengan para ahli untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai kondisi ini. Sebagai seorang ibu yang peduli, Ria Ricis tidak tinggal diam. Ia memutuskan untuk mengambil tindakan dengan memanggil para ahli dan dokter yang berkompeten dalam menangani kasus seperti ini.
“Akhirnya dari situ kita mulai panggil guru terapi, dokter, apa segala macem,” ungkapnya.
Tidak hanya berhenti di situ, ia bahkan memanggil empat dokter spesialis anak untuk memastikan diagnosis yang tepat. Dari keempat dokter yang memeriksa Moana, sebagian besar mengungkapkan bahwa anaknya mengalami speech delay, sementara satu dokter mencurigai adanya gejala Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
“Mostly dari empat itu kebanyakan tuh bilangnya speech delay, satunya bilang ADHD,” terang Ria Ricis.
Dalam upayanya untuk menyembuhkan Moana, Ricis tidak hanya bergantung pada tenaga medis, namun juga melibatkan pendekatan spiritual dengan melakukan rukiah serta memanggil psikolog untuk membantu memahami lebih dalam apa yang mungkin menjadi penyebab keterlambatan berbicara pada anaknya.
"Yang terakhir banget kita panggil dokter psikolog, terakhir banget udah enggak ada jalan lain," tambahnya.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh psikolog tersebut akhirnya mengungkapkan sebuah penyebab yang mengejutkan bagi Ricis. Ia tidak menyangka bahwa keputusan yang selama ini ia anggap sebagai tindakan baik justru menjadi salah satu penyebab utama masalah yang dihadapi oleh anaknya.
“Ternyata jawabannya satu, kebanyakan mainan salah satunya. Salah satu dari beberapa penyebab dia speech delay itu,” ungkap Ria Ricis.
Sebagai seorang ibu baru, Ria Ricis merasa kaget dengan hasil tersebut. Ia mengakui bahwa sebelumnya ia menganggap bahwa memberikan banyak mainan akan membuat anaknya lebih bahagia dan terfasilitasi dalam bermain.
“Di otak aku tuh namanya ibu baru ya, ibu kaget, apalagi aku suka mainan sebelum ada anak,” ucapnya.
Ia berpikir semakin banyak mainan akan semakin baik bagi perkembangan anaknya, namun kenyataannya hal tersebut malah menjadi sebaliknya.
“Kirain tuh semakin banyak mainan anak semakin happy, semakin tersalurkan tuh jiwa-jiwaa main. Tapi ternyata aku salah besar,” katanya.
Ternyata, terlalu banyak mainan, warna, dan objek yang dihadapkan kepada Moana justru membuat anak tersebut bingung dan kehilangan fokus.
“Ternyata kebanyakan mainan, kebanyakan objek, kebanyakan warna itu justru bikin dia bingung enggak bisa fokus sama satu mainan,” jelasnya.
Kisah Ria Ricis ini memberikan pelajaran berharga bagi para orang tua, terutama mereka yang baru pertama kali memiliki anak. Terkadang, niat baik kita untuk memberikan yang terbaik bagi anak justru bisa menjadi bumerang jika tidak disertai dengan pemahaman yang tepat tentang kebutuhan perkembangan anak. Terlalu banyak rangsangan visual dan objek permainan dapat mengganggu kemampuan anak untuk fokus, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam belajar berbicara atau mengembangkan keterampilan lainnya.