Marshanda Ungkap Penyebab Penyakit Bipolarnya yang Berawal dari Kopi

Marshanda
Sumber :
  • VIVA.co.id/Aiz Budhi

Jakarta, VIVA – Artis Marshanda baru-baru ini mengungkapkan penyebab awal penyakit bipolarnya yang ternyata berawal dari kebiasaan minum kopi saat usianya 15 tahun.

Ditanya Lebih Pilih Jelek tapi Kaya atau Cantik tapi Miskin, Jawaban Marshanda dan Nia Ramadhani Mengejutkan Netizen

Meskipun sudah bertahun-tahun mengidap bipolar, Marshanda baru mengetahui akar permasalahannya ketika ia berusia 35 tahun.

Cerita panjang perjalanan penyakit bipolarnya dibagikan dalam sebuah podcast bersama Inara Rusli, di mana ia menceritakan secara mendetail pengalaman yang dialaminya sejak remaja hingga saat ini. Berikut penjelasannya!

Jadi Cara Diet Ampuh Marshanda dan Amanda Manopo, Ternyata Ini 7 Efek Samping Intermittent Fasting

Saat berusia 15 tahun, Marshanda sering mengonsumsi kopi hitam untuk tetap terjaga sebagai aktor, sambil mengerjakan tugas-tugas sekolah di lokasi syuting pada malam hari.

“Pas aku umur 15 tahun aku tuh sering banget minum kopi di lokasi syuting, kopi hitam bisa lima kali sehari. Aku nggak tahu kalau kopi membuat aku nggak bisa tidur. Aku cuek aja biar jam 12.00 malam aku masih bisa ngerjain PR di lokasi syuting,” ungkapnya dalam podcast tersebut.

Pelajaran Penting, Kebiasaan Marshanda Minum Kopi di Usia 15 Tahun Diduga Picu Bipolar

Kebiasaan ini membuat Marshanda selalu pulang syuting dalam keadaan segar, sehingga waktu tidurnya menjadi sangat sedikit.

Marshanda usai berhasil diet

Photo :
  • Instagram

Rutinitas Marshanda yang terus terjaga hingga larut malam menyebabkan orang-orang terdekatnya khawatir. Ia baru bisa tidur antara pukul 3 hingga 5 pagi, yang tentu saja bukan pola tidur sehat.

Kekhawatiran ini akhirnya membuat seseorang menyarankan Marshanda untuk menggunakan obat Xanax sebagai penenang agar dapat tidur lebih nyenyak.

“Xanax tuh alprazolam, obat penenang kategori benzodiazepine untuk penenang. Gua minum beneran awal-awal bikin tidur, tapi kan kalau obat seperti itu harusnya diresepkan dokter, tapi waktu itu gua mendapat itu tanpa resep,” ungkapnya.

Penggunaan Xanax yang seharusnya diawasi oleh dokter, justru dijalani Marshanda tanpa pengawasan medis yang tepat di usianya yang masih 15 tahun.

Dosis yang ia konsumsi terus bertambah setiap bulannya, dan bukannya merasa lebih tenang, Marshanda justru mulai merasa cemas. Hal ini membuatnya memutuskan untuk berhenti mengonsumsi Xanax secara tiba-tiba, padahal obat jenis ini seharusnya dihentikan secara perlahan dengan pengurangan dosis bertahap.

Keputusan Marshanda untuk menghentikan obat secara mendadak membawa dampak serius pada kondisinya. Ia mulai merasakan gejala-gejala withdrawal yang sangat mengganggu.

“Muncul segara macam gejala withdrawal. Akhirnya muncul gejala-gejala gampang marah, over sensitif, nggak bisa tidur lebih parah, ngomong jadi lebih cepet, jadi kayak orang panik, gampang depresi,” jelasnya.

Kondisi tersebut membuat Marshanda merasa terpuruk. Ia bahkan sampai harus menjalani proses ruqyah dan berkonsultasi dengan psikiater.

Setelah melalui berbagai pemeriksaan, akhirnya Marshanda didiagnosis menderita bipolar disorder. Kini, setelah mengetahui penyebab dan akar dari penyakit yang ia derita, Marshanda lebih memahami kondisinya dan dapat berbagi pengalaman kepada orang lain yang mungkin mengalami hal serupa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya