Tak Terima Anaknya Diledek, Ayu Ting Ting Pantau Bilqis Saat Main Sosmed
- IG @ayutingting92
Jakarta, VIVA – Pedangdut Ayu Ting Ting merasa tidak terima saat sang buah hati, Bilqis Khumairah Razak menjadi sasaran komentar bernada cibiran netizen di media sosial. Diketahui, beberapa waktu yang lalu Ayu dengan Bilqis tampil bernyanyi dalam sebuah acara televisi, membawakan lagu milik BabyMonster yang berjudul SHEESH.
Namun ternyata, penampilan Bilqis saat membawakan lagu SHEESH itu mendapat banyak komentar bernada cibiran dari warganet. Ayu tidak tinggal diam dan merasa tidak terima, ia membalas komentar-komentar nyinyir netizen yang ditujukkan ke buah hatinya itu. Scroll lebih lanjut ya.
"Jadi kita ada panasnya kan, orang tua, manusiawi gitu kan ngebaca komen. Sambil saya ledek-ledekin aja. Maksudnya gini loh, anak kecil gitu loh. Lu julidin tuh dimana sih hati lo. Lu kalau mau ngejulidin sesama orang dewasa aja. Tapi kalau anak kecil kayaknya, dimana gitu nurani lu sebagai manusia tuh," kata Ayu Ting Ting di kawasan Depok, Jawa Barat, baru-baru ini.
Sebagai seorang ibu, Ayu mengaku akan menjadi garda terdepan dalam melindungi dan membela keluarga khususnya sang anak.
"Ya wajar lah, saya kan gak pernah bales-balesin juga. Kalo saya dikatain saya bodo amat. Tapi kan ini anak kecil. Bukan cuma Bilqis aja gitu. Mau siapa pun anak kecilnya, tolonglah, jangan kalian jadiin bahan bullyan atau bahan hujatan. Kalau manusia ya biasanya punya perasaan gitu kan," kata Ayu.
Bilqis, Putri Ayu Ting Ting
- Tangkapan layar
Lebih lanjut, pelantun single Alamat Palsu itu tampaknya sangat memantau dan mengawasi Bilqis pada saat bermain media sosial. Hingga kini, Ayu belum mengizinkan Bilqis untuk memiliki sosial media pribadi.
"Memang Bilqis gak punya sosial media. Sampai detik ini saya gak pernah izinin main sosial media. Kecuali kalau TikTok itu pun saya kontrol juga," kata Ayu.
Mengintip Perayaan Hari Ibu di Berbagai Negara, Ada yang Sampai Pergi ke Pemakaman
Di Indonesia, Hari Ibu jatuh setiap 22 Desember. Tanggal ini ditetapkan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1959 melalui Dekrit Presiden No. 316.
