Sarwendah Blak-blakan Ungkap Soal Love Language Betrand Peto
- IG @betrandpetoputraonsu
Jakarta, VIVA – Kehidupan keluarga Ruben Onsu dan Sarwendah selalu menarik perhatian publik. Kali ini, sorotan tertuju pada kedekatan Sarwendah dengan anak angkatnya, Betrand Peto.
Keakraban mereka yang kerap terlihat di media sosial seringkali memicu beragam spekulasi dan komentar negatif dari warganet.
Dalam sebuah acara televisi, Sarwendah akhirnya angkat bicara mengenai hal ini. Ia menjelaskan bahwa perilaku Betrand yang kerap dianggap berlebihan oleh sebagian orang sebenarnya merupakan bagian dari adat dan budaya di tempat asalnya, Nusa Tenggara Timur.
"Di sana semua orang bersikap seperti itu," ungkap Sarwendah saat menjadi bintang tamu di acara Rumpi. Menurutnya, menunjukkan kasih sayang melalui pelukan atau kontak fisik lainnya adalah hal yang sangat lumrah di daerah asalnya.
Sarwendah menegaskan bahwa ia tidak ingin mengubah kebiasaan Betrand hanya karena mereka kini tinggal di Jakarta.
"Ini memang adat mereka, jadi ketika bertemu tetangga saja peluk, cipika cipiki, memang seperti itu. Adat di tempat Onyo berbeda, mereka menunjukkan kasih sayang dengan cara seperti itu, jadi tidak perlu berubah hanya karena pindah ke Jakarta," jelasnya.
Sayangnya, di tengah upaya Sarwendah untuk melindungi Betrand, berbagai rumor dan hoaks terus beredar di media sosial. Hal ini membuat Betrand sempat merasa tidak nyaman dan hubungan mereka pun menjadi sedikit canggung.
"Perubahan sikap iya, serba salah, tiba-tiba kalau jalan di belakang, takut, momen awkward itu sempat ada," tutur Sarwendah. Ia juga mengungkapkan bahwa Betrand sempat merasa takut untuk kembali ke Jakarta karena komentar-komentar negatif dari warganet.
Untuk mengatasi masalah ini, Sarwendah mengaku sempat membawa Betrand ke psikolog. Tujuannya adalah untuk membantu Betrand mengatasi tekanan psikologis yang ia alami akibat rumor-rumor tersebut.
"Saya ingin Onyo bahagia, jadi saya berusaha untuk membantunya," ujar Sarwendah. Ia berharap masyarakat dapat lebih bijak dalam bermedia sosial dan tidak mudah percaya pada informasi yang belum tentu kebenarannya.