Gak Setuju Marshel Widianto Maju Pilkada, Pandji Pragiwaksono Singgung Soal Pornografi dan Narkoba

Marshel Widianto
Sumber :
  • Instagram @marshel_widianto

VIVA Showbiz – Pencalonan Marshel Widianto dalam Pilkada 2024 mendatang mendapatkan penolakan dari sejumlah pihak. Bahkan rekan sesama artis sendiri kurang setuju apabila Marshel Widianto maju sebagai Calon Wakil Walikota Tangerang Selatan.

KPU: Idealnya Kepala Daerah Dilantik Setelah 13 Maret 2025

Setelah Nikita Mirzani yang menyuarakan penolakannya, giliran Pandji Pragiwaksono yang tidak mau rekan sesama komikanya itu menjadi Calon Wawalkot Tangsel. 

Pandji Pragiwaksono mempunyai alasan tersendiri yang membuatnya tidak setuju dengan pencalonan Marshel Widianto tersebut. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Setuju dengan Prabowo Pilkada Lewat DPRD: Saatnya Dievaluasi secara Menyeluruh

Menurutnya, Marshel Widianto punya masa lalu yang seharusnya dipertimbangkan oleh partai yang mengusungnya sebelum mengajukan sang komika maju dalam Pilkada.

Marshel Widianto

Photo :
  • VIVA/Rizkya Fajarani Bahar
PDIP: Pilkada Langsung Beri Pendidikan Politik kepada Masyarakat

Sebab, Marshel Widianto punya riwayat yang tidak bersih mulai dari terlibat masalah pornografi hingga obat-obatan terlarang.

"Kalau gue jadi orang yang dekat sama Gerindra, misalnya gue jadi buzzer-nya, gue akan bilang, 'Ngapain lo milih orang yang dulunya antar jemput lonte untuk jadi Wakil Walikota Tangsel?" kata Pandji Pragiwaksoni, mengutip video YouTube Deddy Corbuzier, Rabu 3 Juli 2024.

"Dulunya bandar sabu dan abis itu suka beli bokep. Maksud gue boleh, memang nggak ada orang lain?" tambahnya.

Pandji Pragiwaksono juga meragukan kemampuan Marshel Widianto dalam berpolitik. Sebab seperti diketahui, Marshel Widianto memulai kariernya di industri hiburan sebagai seorang komika.

Marshel Widianto

Photo :
  • VIVA/Aiz Budhi.

Ia juga kurang punya latar belakang di bidang politik sehingga kredibilitas sebagai Calon Wakil Walikota kurang meyakinkan. Pandji melihat, Marshel Widianto hanya bermodal popularitas untuk maju dalam Pilkada mendatang ini.

"Populer doang. Kalau gue jadi wakil wali kota lain, tersinggung gue," kata Pandji.

Meskipun sebagai sesama komika, Pandji Pragiwaksono membandingkan Marhsel Widianto dengan dirinya. Ia justru merasa punya bekal lebih banyak di dunia politik karena dulunya pernah mendalami ilmu yang berkaitan.

Pandji juga merasa sanggup apabila didapuk menjadi Wakil Walikota daripada harus Marshel Widianto yang dipilih oleh rakyat.

"Gue sekolah, gue ngelewatin proses, gue belajar tata kota, gue belajar humaniora, belajar sosial, untuk kemudian gue bisa menjabat jadi wakil wali kota. Tiba-tiba ada Marshel Widianto, ngapain?" kata Pandji.

Terlepas dari rasa tidak setujunya itu, sebenarnya Padji Pragiwaksono tidak bisa menyalahkan Marshel Widianto sepenuhnya.

Menurutnya, pihak partai yang seharusnya memikirkan dengan lebih matang sebelum mengajukan kadernya dalam pemilihan berikutnya.

Pihak partai juga harus lebih mendalami latar belakang dan masa lalu orang yang akan dicalonkan sebagai Wakil Walikota.

"Tapi, bukan kesalahan Marshel menurut gue. Anak Standup Indo isinya orang susah, kami itu punya mentalitas ada job, berangkat abangku. Apapun itu, harusnya yang jadi pengambil keputusan itu adalah partai dan pimpinan partainya," ujar Pandji Pragiwaksono.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya