Denny Cagur dan Shanty Bertengkar Perkara Telur Ceplok, Kenapa?
- IG @shantydenny
VIVA Showbiz – Denny Cagur dan Shanty menjadi salah satu pasangan artis yang berhasil membina pernikahan dan menjalani bahtera rumah tangga lebih dari belasan tahun. Keduanya pun acap terlihat romantis dan jauh dari kabar miring.
Komedian lulusan IKIP Jakarta (kini UNJ) itu meminang Shanty pada tanggal 15 Januari 2006. Tiga tahun berselang, Denny Cagur dan Shanty dikaruniai seorang putra bernama Fabian Muhammad Yahva yang lahir pada tanggal 20 Februari 2009. Lalu pada 2016, keduanya memutuskan mengadopsi bayi laki-laki dan diberi nama Fadlikal Muhammad Arsha.
Meski dicap sebagai pasangan yang harmonis, keduanya tak menampik bahwa pernah mengalami keributan di dalam rumah tangganya. Salah satunya karena momen keributan yang paling dikenang adalah tragedi telur ceplok.
Saat itu, kondisi rumah Denny dan Shanty memang kurang kondusif karena merasa kesal satu sama lain. Sampailah pada waktu Denny Cagur hendak makan. Menurut Shanty perbedaan kebiasaan jadi faktor keributan tersebut terjadi.
Shanty yang berasal dari Sunda terbiasa makan hanya dengan satu lauk saja. Sementara Denny Cagur yang berdarah Betawi justru harus makan dengan banyak lauk. Ditambah pria tersebut sangat tergila-gila dengan telur ceplok. Sehingga setiap makan sebisa mungkin harus ada telur ceplok tersebut.
Kebetulan di momen itu Shanty hanya memasak satu jenis lauk saja. Lantas Denny Cagur pun meminta sang istri untuk membuat telur ceplok. Shanty lalu membuatkan telur ceplok tersebut dengan perasaan setengah kesal. Telur ceplok tersebut pun sudah matang dan langsung ia taruh di piring Denny.
"Bukan telor ceplok yang begini," protes Denny Cagur.
Denny Cagur melayangkan protes tersebut karena hasil telurnya tidak sesuai kriterianya telur ceplok yang ia mau. Shanty menjelaskan bahwa telor ceplok kesukaan sang suami adalah telur yang bagian kuningnya dihancurkan. Bukan seperti telur mata sapi yang sempurna. Lantas Shanty pun menanyakan apa yang harus ia lakukan sementara telur ceploknya sudah terlanjur matang
"Jadi gimana?," tanya Shanty dengan nada lumayan tinggi.
"Ya bikin lagi lah," jawab Denny Cagur singkat.
Akhirnya Shanty kembali ke dapur untuk membuat telur ceplok yang sesuai permintaan Denny Cagur. Shanty mengaku emosinya meningkat tatkala disuruh membuat telur ceplok yang kedua kalinya.
"Aku bikin (telur ceplok) lagi. Bikin lagi pake emosi. Sreng, sreng, sreng," jelasnya
Akhirnya jadilah telur ceplok permintaan Denny. Saat telur ceplok masih di atas sutil, Shanty menanyakan di mana ia harus menaruh telur ceplok tersebut. Sebenarnya ia sudah berniat untuk menaruh telur ceplok tersebut di atas piring yang Denny Cagur pegang. Namun, ia urungkan niatnya dan lebih memilih untuk menanyakan tempat meletakkan telur tersebut.
"Nih telurnya sudah matang. Taruh di mana?" sambil memegang sutil dengan telur.
"Taruh aja sono kalau lu berani," jawab Denny Cagur sambil melakukan gerakan tubuh untuk menaruh telur tersebut di lantai.
Merasa tertantang, Shanty pun mengikuti egonya untuk segera melempar telur ceplok tersebut ke lantai yang ditunjuk Denny Cagur.
"Aku lempar (telur ceploknya) ke lantai. Dia (Denny Cagur) lagi megang piring yang isinya ada kangkung, ada lauk, ada yang lain-lain, ada telur yang tadi sebelumnya. Dia lempar piringnya ke atas," ujar Teh Shanty.
Nasi beserta lauk pauk yang hendak dimakan Denny Cagur pun berhamburan. Keributan pun tak terelakan. Namun, hal itu sudah berlalu bertahun-tahun silam dan menjadi kenangan serta pembelajaran bagi keduanya.