TVING Terancam Rugi Besar Meskipun Queen Of Tears Sukses Ditayangkan
- Netflix
Korea Selatan – Layanan streaming populer Korea Selatan, TVING, diprediksi akan mengalami kerugian operasional sebesar 80 miliar won atau sekitar Rp. 940 miliar pada tahun 2024.
Menurut laporan HeraldCorp pada tanggal 28 Mei 2024, angka ini menandakan perpanjangan tren negatif bagi platform tersebut, yang telah mencatat kerugian selama empat tahun berturut-turut.
Kerugian operasional TVING tahun lalu mencapai 142 miliar won, dan pada kuartal pertama 2024, platform ini mencatat kerugian 38,5 miliar won.
Meskipun TVING telah menghasilkan berbagai serial orisinal yang sukses besar seperti, Death's Game, Pyramid Game, Transit Love 3, Marry My Husband, dan Queen of Tears, platform ini masih belum mampu mencapai profitabilitas.
Salah satu faktor utama di balik kerugian berkelanjutan TVING adalah tingginya biaya produksi konten.
Biaya produksi drama 16 episode Queen of Tears, misalnya, mencapai 56 miliar won, atau 3,5 miliar won per episode. Biaya ini dibebani dengan biaya penampilan selebriti yang melonjak, dengan aktor dan aktris ternama dibayar ratusan juta won per episode.
"Untuk bintang top, kami harus membayar mereka ratusan juta won per episode," ungkap seorang pejabat OTT kepada media, dikutip Kbizoom, Jumat, 31 Mei 2024.
"Oleh sebab itu, meskipun proyek tersebut berjalan dengan baik dalam hal rating, kami tetap tidak memperoleh keuntungan apa pun," sambungnya.
Selain biaya produksi yang tinggi, TVING juga menanggung beban besar dari investasi hak siar. Platform ini diketahui telah menghabiskan 400 miliar won setiap tahun untuk mendapatkan hak siar konten bisbol profesional.
Namun, langkah untuk menjadikan bisbol profesional sebagai konten berbayar berisiko menurunkan jumlah pengguna, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang keberhasilan investasi tersebut.
Upaya TVING untuk mengurangi kerugian termasuk memperkenalkan model periklanan dan pembayaran untuk konten bisbol profesional. Namun, masih belum jelas apakah langkah ini akan cukup untuk mengatasi masalah keuangan platform tersebut.
Di tengah tren kerugian yang berkelanjutan, masa depan TVING masih belum pasti. Platform ini perlu menemukan cara untuk menyeimbangkan biaya produksi dan investasi konten dengan pendapatan dari pengguna, jika ingin mencapai profitabilitas dan keberlanjutan jangka panjang.