Moana Alami Speech Delay, Begini Perjuangan Keras Ria Ricis
- Tangkapan Layar
VIVA Showbiz –Tumbuh kembang putri semata wayang Ria Ricis dan Teuku Ryan, Cut Raifa Aramoana, atau akrab disapa Moana, tengah menjadi sorotan. Belum lama ini secara gamblang Ria Ricis menyebut bahwa putri semata wayangnya yang berusia 2 tahun itu mengalami speech delay.
Speech delay adalah keterlambatan kemampuan anak dalam menyampaikan sesuatu atau berbicara. Kabar ini pertama kali diungkap Ria Ricis saat menjadi bintang tamu dalam program televisi yang dipandu Irfan Hakim. Scroll untuk tahu cerita lengkapnya, yuk!
Saat itu, Irfan awalnya sempat bertanya panggilan Moana untuk Teuku Ryan. Ricis kemudian menyampaikan bahwa putri semata wayangnya itu mengalami speech delay.
"Dia sih belum terlalu banyak bicara. Dia kan agak speech delay," kata Ria Ricis dikutip dari tayangan YouTube, Jumat 31 Mei 2024.
Kondisi speech delay yang dialami putrinya itu diakui Ricis cukup membuatnya sedih. Pasalnya, ketika dia datang ke sekolah anaknya, banyak orangtua murid yang memberikan pandangan negatif kepada anaknya lantaran belum bisa bicara di usia yang sudah 2 tahun.
"Cuma yang bikin sedih, misalnya kayak ke sekolah atau ketemu orang-orang langsung yang bawa anak. Suka dibanding-bandingin gitu 'anaknya umur berapa? Ih kok belum bisa ngomong ya? Kok diam aja ya'," kata Ria Ricis.
Di sisi lain, Ria Ricis juga mengungkap tentang kondisi terbaru Moana. Disebutnya, bahwa saat ini Moana sudah semakin aktif, bahkan sudah bisa berbicara satu kalimat.
"Alhamdulillah Moana kondisinya sudah makin aktif, sudah bisa beberapa kata bahkan sudah bisa beberapa satu kalimat," kata dia dalam potongan video yang diunggah di Instagram @rumpi_gosip.
Lebih lanjut, diungkap Ria Ricis, putrinya juga saat ini masih menjalani terapi bicara dengan profesional. Tak hanya itu, Ria Ricis juga memasukkan Moana ke sejumlah sekolah dengan tujuan untuk membantunya dalam berinteraksi.
"Tapi memang harus sambil terapi terus itu kenapa saya masukin ke beberapa sekolah, sama ada beberapa guru terapis sama dokter terapisnya. Karena kan anak beda-beda ada yang bicara dulu ada yang jalan dulu, jadi kita memang sambil (kasih) stimulus," ujarnya.