Mengenal Agama Sikh, Keyakinan yang Dianut Bunga Zainal dan Anak-anaknya
- IG @bungazainal05
Jakarta – Bunga Zainal baru-baru ini menarik perhatian dengan membagikan foto-foto perjalanan keluarganya ke Punjab, India. Kunjungannya tersebut bertujuan untuk membawa anak-anaknya menjalani serangkaian ritual keagamaan Sikh. Dia merasa gembira karena anak-anaknya sekarang secara resmi telah menjadi bagian dari komunitas Sikh.
Perhatian terhadap Sikh meningkat setelah Bunga Zainal membagikan momen perjalanan keluarganya ke Punjab, India. Agama Sikh, yang muncul pada abad ke-16 di wilayah Punjab yang kini menjadi bagian dari India dan Pakistan. Sejarahnya yang kaya membuat banyak orang penasaran.
Sikhisme sering dilihat sebagai perpaduan antara Hindu dan Islam, namun dengan keyakinan yang unik. Konsep keesaan Tuhan dan pandangan bahwa segala sesuatu adalah bagian dari-Nya adalah inti dari ajaran Sikh, yang memiliki kesamaan dengan ajaran Islam meskipun berbeda dalam bentuk dan praktiknya.
Melansir DW.com, Guru Nanak, yang adalah pendiri Sikhisme, lahir dalam konteks agama Hindu. Pada tahun 1499, ketika berusia 30 tahun, ia merasakan pencerahan setelah melakukan mandi pagi. Sejak saat itu, ia melakukan perjalanan melintasi negeri untuk menyebarkan ajaran Sikhisme yang mengajarkan keyakinan akan Satu Tuhan.
Guru Nanak menarik perhatian masyarakat kasta rendah karena tidak percaya pada sistem kasta. Sikhisme juga menegaskan kesetaraan gender, yang tercermin dalam penggunaan nama belakang. Pria Sikh menggunakan Singh (singa) dan wanita menggunakan Kaur (putri). Sebagai contoh, nama suami Bunga Zainal adalah Sukhdev Singh.
Ajaran Guru Nanak dan para Guru lainnya tertuang dalam Guru Granth Sahib, kitab suci Sikh. Tempat ibadah mereka dikenal sebagai Gurdwara, yang juga dianggap sebagai pintu menuju Guru.
Ciri-ciri orang Sikh adalah memiliki rambut panjang baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini sebagai bentuk syukur kepada Tuhan, di mana perempuan dengan rambut panjang dianggap sangat taat, sementara laki-laki mencopot rambutnya ke atas dan membungkus dengan sorban.
Mereka selalu membawa sisir kayu untuk bersiap di setiap kesempatan, serta gelang besi dan pisau kecil sekitar 10 cm untuk membantu siapapun yang membutuhkan. Mengenakan kachha, atau celana pendek, tidak hanya mengikuti tradisi leluhur dalam peperangan, namun juga memberikan manfaat kesehatan yang baik menurut ilmu sains.
Sedangkan di Indonesia sendiri, agama Sikh telah ada sejak 1898 yang dibawa para imigran India ke Sumatera. Mayoritas dari mereka berasal langsung dari India, kebanyakan adalah petani dan pengusaha kecil. Pada tahun 1911, komunitas Sikh mendirikan sebuah Gurdwara di Medan.
Penduduk Sikh juga menetap di Jakarta, mayoritas di antaranya adalah warga negara Melayu. Komunitas Sikh tumbuh di Tanjung Priok, dan pada tahun 1925, mereka mendirikan sebuah Gurdwara di wilayah tersebut. Saat ini, jumlah penganut Sikh di Indonesia diperkirakan mencapai beberapa belas ribu orang.