Ungkap Kondisi Korban Bullying Geng Anak Vincent Rompies, KPAI: Kayak Orang Bingung
- www.pixabay.com/bykst
JAKARTA – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) turun tangan mengatasi masalah bullying yang terjadi di SMA Binus Serpong. Di mana, kasus ini melibatkan 11 terduga pelaku yang salah satunya adalah anak Vincent Rompies, dan seorang korban yang mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuhnya hingga harus dirawat di rumah sakit.
Pihak KPAI sudah berupaya menemui pihak sekolah untuk mendapatkan kejelasan terkait nasib pendidikan ana-anak tersebut. Tak hanya itu, pihak KPAI juga menemui korban untuk tahu bagaimana kondisinya usai kejadian bullying pada awal Februari lalu. Scroll lebih lanjut ya.
Menurut pihak KPAI, kondisi mental korban masih kurang baik sehingga ia belum bisa muncul ke publik maupun kembali ke sekolah. Korban masih terpukul atas kejadian bullying yang menimpanya sebanyak 2 kali itu.
"Saya bertemu dengan korban memang agak drop karena banyak mendapat intimidasi," kata Diyah Puspitarini, selaku Komisioner KPAI, dalam konferensi pers di Gedung KPAI Jakarta, Selasa 27 Februari 2024.
Sebagaimana diketahui, korban pertama kali mendapatkan kekerasan fisik pada 2 Februari 2024. Saat itu, korban sendiri yang mendatangi Geng Tai karena ia ingin menjadi bagian dari mereka. Korban bahkan sudah tahu risiko yang akan dihadapi jika ingin menjadi bagian dari geng itu.
Kemudian di tanggal 13 Februari, korban kembali dipanggil oleh anggota geng dengan iming-iming sudah menjadi bagian dari mereka. Namun sayangnya, korban malah mendapatkan tindak kekerasan yang lebih parah hingga membuatnya dirawat di rumah sakit.
Saat ini, Diyah Puspitarini dan pihak KPAI yang sudah menemui keluarga korban mengungkapkan bahwa siswa itu seperti orang kebingungan. Kondisi fisiknya juga masih dalam masa penyembuhan.
"Ya, (drop) kayak orang bingung lah. Selain juga fisiknya juga penyembuhan," ujarnya.
Korban yang mentalnya terganggu akibat tindak bullying itu masih memerlukan pendampingan dari orang dewasa. Ia juga menjalani konsultasi dengan psikolog sehingga belum bisa ditemui oleh banyak orang.
"Memang perlu pendampingan, hari ini sebenarnya mau ketemu dengan anak korban pun psikolog sepertinya tidak mengizinkan," tandasnya.
Akibat kejadian bullying yang viral ini, para terduga pelaku termasuk anak Vincent Rompies terancam putus sekolah. Pihak sekolah sebelumnya menyatakan akan mengeluarkan pihak yang terlibat secara tidak terhormat, sedangkan pengacara anak Vincent Rompies mengatakan kliennya diminta mengundurkan diri.
Menanggapi hal itu, KPAI masih berupaya agar hak pendidikan anak-anak tersebut bisa terpenuhi meskipun pasti akan terhambat karena masalah sosialisasi mereka.