Berusaha Komunikasi dengan Korban, Vincent Rompies Ingin Penyelesaian Secara Kekeluargaan
- VIVA.co.id/Sherly (Tangerang)
VIVA Showbiz – Vincent Rompies akhirnya muncul di hadapan publik setelah beberapa hari ini menjadi bahan perbincangan di kalangan masyarakat. Namanya terseret karena sang anak terlibat dalam kasus bullying di sekolahnya hingga membuat korban dirawat di rumah sakit.
Vincent Rompies dan sang putra sudah memenuhi panggilan dari Polres Tangerang Selatan pada Kamis malam. Ia pun langsung angkat bicara terkait tindak bullying yang dilakukan anaknya tersebut.
"Saya sangat berempati atas peristiwa yang terjadi saat ini," kata Vincent Rompies.
Sebagai seorang ayah, Vincent Rompies juga merasa iba melihat kondisi korban yang mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Meskipun korban secara suka rela menerima tindak kekerasan itu demi menjadi bagian dari geng, namun Vincent Rompies tetap tidak membenarkan segala bentuk bullying di mana pun.
Sahabat Desta itu juga berupaya untuk membuka pintu damai dengan keluarga korban lewat komunikasi yang baik. Vincent berharap bisa menyelesaikan masalah bullying tersebut hingga tuntas dan secara kekeluargaan.
"Saya masih berusaha membuka pintu komunikasi dengan pelapor agar masalah ini bisa diselesaikan secara baik baik," jelasnya.
"Yang pasti kekeluargaan, semoga bisa menemukan titik cerah berdamai dan diskusi dan semua bisa kembali normal lagi," sambungnya.
Saat ini, putra Vincent Rompies masih menjadi saksi dari kejadian bullying yang terjadi di SMA Binus Serpong awal Februari lalu. Dalam sebuah unggahan di media sosial, terungkap bahwa anak Vincent Rompies bertugas mengikat korban ke tiang sebelum akhirnya ia dipukuli hingga disundut rokok.
Diungkapkan oleh salah satu temannya, korban setidaknya mengalami luka lebam hingga luka bakar di bagian tubuhnya akibat terus-terusan dipukul, dicekik, dan disundut rokok.
"Lengan sebelah kiri dibakar sama anggota GT, di bagian belakang pundaknya ini banyak banget luka bekas sundutan rokok. Area lebam lainnya, muka sempat rada bengkak, area leher benar-benar sakit, dia cerita karena dicekik berkali-kali. Di area perut ngerasa nyeri setiap gerak karena dipukuli perutnya. Di area belakang tulang iga terasa sakit. Akhirnya orang tua korban pas tahu ini langsung melaporkan ke pihak berwajib dan membawa anaknya ke IGD," ungkap Arin Febriana.
Korban sendiri disebut memang sangat ingin menjadi bagian dari geng tersebut dan tahu apa risiko yang harus ia hadapi jika ingin masuk ke dalamnya.
Ia pun datang memenuhi panggilan anggota geng secara suka rela untuk yang kedua kalinya karena diiming-iming janji menjadi bagian dari mereka.
Sayangnya, korban justru dianiaya secara fisik lebih parah lagi dibandingkan kejadian yang sebelumnya.