Tunggu Hasil Penghitungan Suara di KPU, Denny Cagur Harap-harap Cemas
- Instagram @dennycagur
VIVA Showbiz – Denny Cagur menjadi salah satu artis yang terjun ke dunia politik dalam Pemilu 2024. Denny mencalonkan diri jadi anggota legislatif DPR RI Dapil Jawa Barat II.
Pemilu 2024 sendiri telah digelar pada 14 Februari 2024. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Saat ditemui di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Denny Cagur mengaku sedang harap-harap cemas menanti hasil perhitungan suara dari KPU.
"Sudah (intip hasil) selalu karena lagi harap-harap cemas. Karena Masih terus update rekapitulasi suaranya masih update," kata Denny Cagur, Senin, 19 Februari 2024.
Denny Cagur.
- Instagram @dennycagur
"Karena di Dapil saya masih 30 persen tapi di Dapil lain ada yang udah 70 persen ada yang 50 persen," tambahnya.
Denny mengaku terakhir ia mendapat 14 ribu suara di Dapilnya.
"Terakhir 14 ribu," kata Denny Cagur.
Denny bersyukur karena banyak masyarakat di Dapil Jawa Barat II yang mencoblos dirinya di Pemilu 2024.
Denny juga merasa telah memanfaatkan masa kampanye dengan baik, ia mendatangi 194 desa di Dapilnya untuk mendengarkan dan mengetahui kendala apa yang tengah dialami masyarakat dan mendapat masukkan.
Denny Cagur
- Tangkapan Layar
"Kalau saya sih di saat kita kerja sebagai calon legislatif tugasnya adalah bagaimana kita menangkap aspirasi yang ada di bawah, bagaimana kita tau sebenarnya kesulitan-kesulitan yang terjadi di masyarakat di Dapil kita," kata Denny Cagur.
"Makanya yang saya lakukan pertama kita harus banyak turun, sampai terakhir masa kampanye selesai, saya sudah datangi 194 desa 483 titik saya datangi, sebanyak itu karena memang sebenarnya ingin tahu apa kendala yang dialami,” jelas Denny.
“Masukkan apa yang saya terima, aspirasi apa yang saya dengar, sehingga nantinya jika amanah itu diamanahkan kepada saya, saya sudah tau masalah-masalah apa saja kendalanya," tambahnya.
Pilpres 2024 Dinilai Mulai Geser Demokrasi RI Jadi Otokrasi Elektoral yang Mengkhawatirkan
Pilprres 2024 dinilai sebagai fenomena yang mengkhawatirkan bagi demokrasi Indonesia karena mulai menggeser demokrasi Indonesia menuju otokrasi elektoral.
