Kontennya Disebut Menjijikan, Bobon Santoso Beri Balasan Menohok
- Instagram @bobonsantoso
VIVA – YouTuber kuliner Bobon Santoso menjadi pusat perhatian publik setelah menerima kritik pedas atas kontennya bagi-bagi makanan di Papua. Menanggapi hal tersebut, Bobon memberikan balasan menohok terhadap kritik pedas yang diterimanya.
Dalam kontennya, Bobon Santoso membagikan makanan di daerah pedalaman Papua. Namun, seorang master Global Health bernama Rodri Tanoto memberikan kritik pedas pada konten Bobon hingga menimbulkan kontroversi. Rodri Tanoto menilai konten sang YouTuber sebagai sesuatu yang menjijikkan. Scroll ke bawah untuk simak artikel selengkapnya.
Sebelumnya, konten Bobon dianggap menjijikan karena seperti menempatkan dirinya sebagai juru selamat dan para penerima bantuan sebagai figuran/NPC. Bahkan, menurut Rodri juga menilai bahwa makanan yang dibagi-bagikan tidak bergizi.
“Konten seperti ini menjijikkan. Pembingkainnya menempatkan si penyumbang sebagai juru selamat, dan para penerima bantuan sebagai figuran/NPC," tulis akun @RodriChen di X yang dikutip pada Rabu, 14 Februari 2024.
"Pangan Ultra proses spt susu berperisa & wafer iutu juga penganan kosong, tidak ada fungsi gizi. Malah berbahaya dikonsumsi berlebihan," tambahnya. .
Melalui unggahan di akun Instagramnya, Bobon pun memberikan tanggapannya terkait kritikan tersebut. YouTuber dengan jumlah subscribers 15 juta tersebut mengaku tidak peduli karena menurutnya pasti memang akan ada orang yang pro dan kontra dengan kontennya.
"Tau lagi dihujat di Twitter, X. Dicibir gw sih ga peduli, mau orangnya, mau hujatannya. Tapi izinkan gw respon sedikit. Apa yang gw lakuin memang ga bisa senangin semua orang, pasti ada yang ga suka," ungkapnya dikutip dari akun Instagram @bobonsantoso.
Terlepas dari kritik tersebut, Bobon Santoso menjelaskan bahwa tujuan utamanya bukanlah menyediakan makanan bergizi, melainkan membawa kebahagiaan dan meningkatkan kesadaran sosial, terutama di kalangan generasi muda di pelosok Papua. Pasalnya, menurut Bobon, memberikan perubahan dalam gizi seseorang membutuhkan waktu yang panjang.
Terkait klaim bahwa makanan yang dibagikan kurang bergizi, Bobon menegaskan bahwa ia dan timnya datang dengan niat memberikan bantuan dan menunjukkan kepedulian sosial kepada masyarakat yang tinggal di daerah terpencil.
"Kita datang bukan untuk memperbaiki gizi. Gw dan team percaya kehadiran kita untuk berbagi kebahagiaan, dan lebih dari itu menstimulasi generasi muda untuk lebih peduli saudara sebangsa setanah air di pelosok," jelasnya.
Bobon juga mengajukan pertanyaan terkait empati dan nasionalisme Rodri Tanoto yang dinilai rendah. Ia meragukan rasa nasionalisme hingga rasa kemanusiaan Tanoto.
“Jika konten ini menjijikan bagi anda, perlu saya ragukan nasionalisme, rasionalisme, dan hati kemanusiaan anda. Terkadang orang yang tinggi ilmu justru rendah empati."
Sebagai respons terhadap klaim bahwa kontennya hanya untuk kepentingan bisnis, Bobon pun merincikan rincian biaya dan menegaskan bahwa ia juga menggunakan dana pribadinya untuk mendukung kegiatan sosial di daerah tersebut. Dengan begitu, ia berusaha membantah anggapan bahwa tujuannya hanya untuk keuntungan pribadi.
“Jika anda berpikir konten ini adalah bisnis yang menguntungkan, anda salah. Setahu saya, belum ada konten kreator di Indonesia yang bersedia "repot repot" ke pelosok Papua untuk Masak Besar, berbagi logistik dan beresiko diculik OPM. 1 video masak besar Papua mempunyai cost 75 juta s/d 100 juta. Adsense Youtube hanya mencover 15 s/d 20 persen cost produksi, sisanya yaitu dari dana pribadi, dana sponsor yang mensupport kegiatan ini dan teman teman,” pungkasnya.