Melanie Putria Ternyata Punya Risiko Stroke-Kanker
- IG @melanieputria
JAKARTA –Aktris yang juga mantan Putri Indonesia 2002, Melanie Putria diketahui merupakan salah satu figur publik yang peduli dengan hidup sehat. Gaya hidup sehat ini diterapkannya lantaran riwayat kesehatan keluarganya.
Diungkap Melanie, ayahnya meninggal dunia di tahun 2006 lalu lantaran penyakit stroke yang diidapnya. Mendiang ayahnya diketahui memiliki riwayat darah tinggi. Scroll lebih lanjut ya.
"Saya itu punya history yang cukup berat. Ayah saya meninggal karena stroke, karena hipertensi. Kami bertiga (Melaney dan saudaranya) semuanya hipertensi hingga hari ini karena warisan," kata kepada awak media saat ditemui dalam acara peresmian Brawijaya Genomic Center – Brawijaya Hospital Saharjo belum lama ini.
Tak hanya itu saja, Melanie Putria juga memiliki riwayat keluarga dengan kanker dari sisi keluarga ibunya. Kakak pertamanya, kata Melanie Putria, meningga dunia lantaran kanker ovarium. Kakak keduanya dikatakan Melaney meninggal dunia karena gagal ginjal yang dipicu hipertensi yang tidak terkendali.
Melihat hal itu, garis keturunan keluarganya yang seperti itu dia sangat concern dengan kesehatan. Terlebih saat ini dia hanya tinggal berdua dengan ibunya.
"Mama saya survivor kanker serviks, inilah yang membuat saya jadi concern banget dengan kesehatan, karena sekarang tinggal berdua saja saya sama mama. Saya memiliki faktor risiko yang sangat besar," katanya.
Lebih lanjut, Melanie salah satu masalah kesehatan seperti hipertensi ini lantaran pola makan keluarganya. Berasal dari Minang, Sumatera Barat, asupan makanan tinggi kolesterol menjadi dalang dari semuanya.
"Karena saya orang Minang kali ya. Jadi makan di rumah tuh dari kecil, dari bayi semua yang mengandung kolesterol tinggi, santan. Semua benar-benar makanan yang enak tapi tidak bermanfaat untuk kesehatan tubuh kita," ungkapnya.
Melihat adanya kemungkinan penyakit yang diturunkan tersebut. Melanie Putria berinisiatif untuk menjalankan tes genomik. Tes ini dapat membantu memperkirakan peluang seseorang memiliki risiko tertentu suatu penyakit dan hasil pemeriksaan bisa memberikan informasi untuk memandu perawatan kesehatan.
"Karena ada faktor risiko besar yang ingin saya hindari, karena itu saya ambil tes genomic, bukan hanya sekadar tahu tapi follow up-nya apa, ada tombol yang harus saya hindari, ada trigger yang harus saya hindari, dan bagaimana caranya saya menjalankan hidup untuk menghindari faktor risiko tersebut," ujar Melanie Putria.
Sementara itu, dokter konselor genomic Brawijaya Hospital Saharjo, dr. Venty Muliana Sari Soeroso, M.Si.Med, M.Sc menjelaskan bahwa tes genomic merupakann proses analisis DNA seseorang untuk mengidentifikasi variasi genetik yang mungkin berkontribusi pada risiko penyakit tertentu.
Termasuk risiko kanker yang diturunkan atau kanker herediter (kanker yang disebabkan oleh mutasi gen yang diturunkan). Untuk kasus kanker, beberapa jenis kanker yang bisa terdeteksi oleh tes genomik meliputi kanker payudara, kanker ovarium, kanker usus besar, kanker tiroid, kanker prostat, kanker pankreas, melanoma, sarkoma, kanker ginjal dan kanker perut.