Miss Jepang Kelahiran Ukraina Lepaskan Mahkotanya Gara-gara Isu Selingkuh dengan Pria Beristri

Miss Jepang, Karolina Shiino
Sumber :
  • Japan Today

JEPANG  – Seorang model kelahiran Ukraina berkewarganegaraan Jepang yang memenangkan kontes kecantikan Miss Jepang 2024 telah melepaskan gelarnya, kata penyelenggara kompetisi pada hari Senin, dikutip dari Japan Today, Rabu, 7 Februari 2024. 

Perang Memasuki 1.000 Hari: Ukraina Tembakkan Rudal AS, Rusia Ancam Siap Pakai Nuklir

Dia melepaskan mahkotanya hanya dua minggu setelah dinobatkan sebagai Ratu Kecantikan Jepang. Alasan dia mundur dari jabatannya itu yaitu karena ia keciduk selingkuh dengan pria yang sudah menikah. Selain itu, ia juga menuai perdebatan soal identitas budayanya.

Sosok Karolina Shiino

Ukraina Ancang-ancang Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia

Miss Jepang, Karolina Shiino

Photo :
  • correctng

Karolina Shiino (26), dinobatkan sebagai pemenang Grand Prix Miss Jepang 2024 pada 22 Januari. Dia adalah orang keturunan Eropa pertama yang memenangkan hadiah utama dalam kontes yang menurut penyelenggara didedikasikan untuk menobatkan representasi “kecantikan terpenting dari semua wanita Jepang.” Lahir dari orang tua Ukraina, Shiino dibesarkan di Nagoya, setelah datang ke negara tersebut pada usia 5 tahun.

Sangat Kecil! Peluang Timnas Indonesia ke Putaran Keempat Piala Dunia 2026

Kemenangannya di Miss Jepang telah dianggap kontroversial karena ia berasal dari luar negeri, namun ia melepaskan gelar tersebut setelah terungkapnya majalah mingguan Shukan Bunshun pada hari Kamis, yang melaporkan hubungannya dengan seorang influencer yang sudah menikah, serta juga seorang dokter.

Asosiasi minta maaf

Dalam sebuah pernyataan di situsnya hari Senin, Asosiasi Miss Jepang mengatakan mereka telah menerima permintaannya untuk melepaskan gelarnya dan secara serius merefleksikan tanggung jawabnya dalam menimbulkan serangkaian kekacauan.

Asosiasi tersebut juga menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak terkait, termasuk sponsor dan juri, dan mengatakan penghargaan tertinggi kompetisi tersebut akan tetap kosong hingga sisa tahun ini.

Penyelenggara kontes awalnya mendukung Shiino setelah laporan tersebut, setelah dia mengatakan kepada agensi modelnya Free Wave Co bahwa dia telah mengakhiri hubungan setelah mengetahui pria itu sudah menikah. 

Namun pernyataan baru dari agensi tersebut pada hari Senin mengatakan bahwa pihaknya telah mengkonfirmasi bahwa dia terus menemuinya setelah mengetahui status perkawinannya.

Dalam permintaan maaf yang diposting di Instagram-nya, Shiino mengatakan dia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya di tengah kebingungan dan ketakutannya setelah artikel itu keluar. 

“Saya benar-benar minta maaf atas masalah besar yang telah saya sebabkan dan karena telah mengkhianati mereka yang mendukung saya,” tulisnya.

Identitas sebagai warga Jepang tidak diakui

Miss Jepang, Karolina Shiino (tengah)

Photo :
  • American Post

Sebagai warga negara Jepang yang dinaturalisasi, Shiino mengatakan identitasnya adalah orang Jepang. Dalam pidato kemenangannya yang penuh air mata, dia mengatakan belum pernah diterima penuh sebagai orang Jepang. Namun kemenangan dalam kontes itu sebuah pembuktian ia diakui sebagai orang Jepang.

“Saya belum pernah diterima sebagai orang Jepang berkali-kali, namun saya dipenuhi dengan rasa syukur karena telah diakui sebagai orang Jepang saat ini,” ujarnya.

Namun penunjukannya memicu perdebatan mengenai apa yang dimaksud dengan identitas Jepang dan menimbulkan pandangan terpolarisasi di media sosial mengenai apakah latar belakangnya menjadikannya pemenang yang pantas.

Dalam persyaratan kontes itu tercantum bahwa pelamar yang memenuhi syarat harus memiliki kewarganegaraan Jepang, belum menikah, dan berusia antara 17 dan 26 tahun pada akhir tahun lamaran mereka. Dalam memilih pemenangnya, kontes ini mengatakan bahwa mereka menilai kandidat berdasarkan kekuatan batin, penampilan, dan tindakan mereka.

Shiino mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Kyodo News pada hari Kamis sebelum mengundurkan diri bahwa dia menyambut baik diskusi mengenai pemilihannya dan menghormati orang-orang yang menentang kemenangannya dengan alasan bahwa dia tidak cocok dengan citra Miss Jepang.

“Saya tidak merasa negatif terhadap cara berpikir seperti itu. Sebaliknya, saya percaya pandangan seperti itu memberikan kesempatan untuk melakukan refleksi,” katanya.

Miss Jepang pertama kali diadakan pada tahun 1950, meskipun inkarnasinya saat ini dimulai pada tahun 1967. Ini adalah acara domestik yang tidak mengirimkan pemenangnya untuk mewakili Jepang di kompetisi internasional.

Kontes kecantikan Jepang sebelumnya telah menjadi bahan perdebatan mengenai identitas termasuk pada tahun 2015, ketika kompetisi Miss Universe Jepang menobatkan Ariana Miyamoto, yang lahir dari ibu Jepang dan ayah Afrika-Amerika, sebagai pemenang pertama dari warisan campuran.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya