Ustaz Solmed Dituduh Bangun Rumah Mewah Pakai Dana Umat: Memang Pakai Dana Umat
- Instagram @ustad_solmed
Jakarta – Sejak beberapa waktu lalu, nama Ustaz Solmed sedang menjadi perbincangan hangat di media sosial karena memiliki rumah seharga Rp80 miliar. Bukan hanya itu, pemilik nama asli Sholeh Mahmoed Nasution bahkan memamerkan mobil dan motor mewah yang terparkir di rumahnya.
Karena memperlihatkan rumah dan berbagai kendaraan mewah tersebut, Ustaz Solmed bahkan sempat disebut riya mengingat dirinya adalah seorang pendakwah terkenal. Ia kemudian membalas cibiran-cibiran warganet tersebut ketika diundang di salah satu acara.
“Kalo kita baca satu riwayat hadits itu kata Nabi, di antara ciri orang yang bahagia atau di antara tanda-tanda kebahagiaan itu, satu, dia punya rumah yang bagus, besar, luas," ungkap Ustaz Solmed dalam tayangan Rumpi di YouTube yang dilansir pada Kamis, 15 Januari 2023.
"Kemudian dia punya tetangga yang baik. Buat apa rumah gede tetangga resek? Yang rumah gede tetangga rese aja gak enak, apalagi kecil. Kemudian yang ketiga kendaraan yang bagus. Ini hadis nabi yang kasih tau bahwa orang bahagia itu punya 3 ini," bebernya.
Dalam kesempatan itu, Ustaz Solmed juga menjelaskan bahwa ketiga hal tersebut adalah ciri-ciri orang yang bahagia. Ia menambahkan bahwa memiliki istri yang sholeh juga menjadi sebuah tanda orang tersebut mendapatkan kebahagiaan.
Selain mendapatkan tuduhan riya, ia juga dicurigai memakai dana umat Islam untuk membangun rumah dengan fasilitas mewah tersebut. Ustaz Solmed kemudian menampik tuduhan itu dan menjelaskan bahwa uang untuk bangun rumah berasal dari bisnisnya.
"Kalau orang bisnis, orang dagang, memang pakai dana umat. Dia beli kan pakai duit dia. Kita ada bisnis, yang orang udah tahu lah. Kita jualan, ya dia beli kan, dia belanja kan, pakai duit kan. Nah, uang itu kita pakai untuk membesarkan tempat bisnis kita," ungkapnya.
Ustaz Solmed juga menjelaskan bahwa dalam membangun rumah mewah tersebut, ia banyak memberikan manfaat untuk banyak pihak. Salah satunya ia mempekerjakan banyak tukang sehingga manfaatnya pun bisa mengalir sampai para tukang tersebut.
“Berapa orang yang nganggur jadi kerja? Berapa orang yang selamat keluarga dan anaknya?. Ngebangun ini (rumah) aja berapa puluh tukang yang kerja? Dan anaknya kemudian bisa sekolah, istrinya bisa bahagia," imbuhnya.