Anji Ungkap Kronologi Sang Ayah Meninggal Dunia
- Instagram @duniamanji
JAKARTA – Musisi Erdian Aji Prihartanto atau yang akrab dengan nama Anji saat ini tengah berduka. Ayah sambung Anji, Hartiyo meninggal dunia pada Selasa dini hari, 16 Januari 2024. Jenazah ayah Anji dimakamkan pada hari yang sama di TPU Mangun Jaya, Bekasi Timur, Jawa Barat.
Kepada awak media, Anji mengungkap kronologi sang ayah meninggal dunia. Menurut Anji, satu hari sebelum meninggal dunia, ayahnya itu sempat muntah saat naik di motor. Menurut Anji, saat itu ayahnya langsung tak sadarkan diri akibat stroke.
"Bapak tuh sebenarnya kemarin cuma lemas lemas aja udah. Tapi pas hari ketika bapak mau jatuh itu, jadi bapak lagi mau belikan makan, jadi bapak lagi sibuk banget hari itu rapi-rapi rumah terus bapak mau belikan mamah makanan, emang biasanya kayak gitu terus diboncengi naik motor," kata Anji di TPU Mangun Jaya.
"Terus tiba-tiba di tengah jalan bapak peluk gitu terus muntah, terus kayak ya udah nggak sadar jadi ini stroke," tambahnya.
Anji Eks Drive
- VIVA/Putri Dwi
Menurut Anji, sang ayah langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun, Hartiyo baru mendapat penanganan setelah beberapa kali keluar masuk rumah sakit. Diungkap Anji, kondisi ayahnya itu semakin menurun sampai akhirnya menghembuskan napas terakhir.
"Langsung dibawa ke rumah sakit tapi sayangnya di rumah sakit, rumah sakit pertama nggak bisa, rumah sakit kedua nggak bisa karena penuh, akhirnya rumah sakit ketiga jadi emang udah terlambat, karena sebenarnya kalau stroke gitu kan asupan atau aliran darah ke otak itu kan terhambat jadi karena mungkin kurang cepat kondisi bapak menurun-menurun dan akhirnya meninggal," katanya.
Diungkap Anji, ayahnya itu sebelumnya tidak mengidap sakit stroke dan serangan stroke itu tiba-tiba saja hingga membuat kondisi sang ayah menurun tidak sadarkan diri.
"Stroke-nya benar-benar baru banget, langsung serangan stroke terus langsung jatuh, muntah, nggak sadar," ucap Anji.
Gempa 7,3 Magnitudo di Vanuatu, Korban Meninggal Menjadi 14 Orang
Korban akibat gempa 7,3 magnitudo yang melanda negara kepulauan Pasifik, Vanuatu, bertambah jadi 14 orang, kata Kepala Kantor Federasi Internasional Palang Merah Pasifik.
