Habib Jafar Beri Kado dan Ucapkan Selamat Natal, Begini Kata Buya Yahya

Habib Jafar
Sumber :
  • IG @husein_hadar

Jakarta – Umat Kristiani di seluruh dunia akan merayakan hari raya Natal bagi mereka setiap tanggal 25 Desember. Di Indonesia sendiri, perayaan Natal tersebut identik dengan acara pertunjukan musik, menghias pohon Natal sampai saling bertukar kado dengan kerabat. 

PBNU Perkenalkan Humanitarian Islam kepada Delegasi Dunia, Gus Ulil: Lanjutkan Gagasan Gus Dur

Namun, yang tidak kalah penting dari perayaan tersebut adalah mengucapkan Selamat Hari Raya Natal kepada seseorang yang merayakannya. Mengucapkan hal tersebut kepada umat Kristiani rupanya sering menuai pro kontra terutama dari kalangan umat Islam di Indonesia. 

Meski banyak yang menilai bahwa umat Islam dilarang mengucapkan Natal, Habib Jafar justru menjadi sosok yang melakukan hal tersebut. Ia mengucapkan Selamat Natal kepada Onadio Leonardo, sahabat terdekatnya yang menganut agama Kristen. 

Ahmad Ali Ingin Jadikan Keberagaman di Sulteng Sebagai Daya Tarik

Onad dan Habib Jafar

Photo :
  • Tangkapan layar

Ia bahkan menyiapkan hadiah spesial bagi orang-orang yang merayakannya. Dalam hadiah tersebut, Habib Jafar tampak memberikan sweater kepada orang-orang yang merayakan. Ia juga memberikan jaket sampai cardigan musim dingin. 

Prudential Genjot Literasi Keuangan Optimalkan Potensi Pasar Ekonomi Syariah Indonesia

“Tahun ini, saya memilih kirimkan hadiah di Hari Natal saudara-saudaraku berupa sweater bertuliskan 'Berbeda Tapi Bersama' dan (memberikan) kurma. Kenapa? Saya ceritakan di video besok,” kata Habib Jafar seperti dilansir dari VIVA. 

“Selamat berbahagia buat saudara-saudaraku umat kristiani di natal tahun ini. Salam hangat saya dan keluarga untuk kalian semua,” pungkas Habib Jafar. 

Sementara itu, Buya Yahya menjelaskan tentang hukum umat Islam yang merayakan Natal. Ia juga berbicara mengenai sikap toleransi antar umat beragama. Menurut dia, toleransi dapat dilakukan dengan menghormati individu tanpa harus memaksa mereka. 

Buya Yahya

Photo :
  • Instagram @buyayahya_albahjah

"Toleransi itu jangan paksa orang lain untuk ikutin kamu. Jadi gara-gara toleransi salah dalam penerapannya. Contohnya gini, toleransi kalau hari raya Idul Fitri, kamu jangan paksa karyawan Nasrani untuk ucapkan 'Selamat Hari Raya' atau memberikan bingkisan. Seperti pengajian, orang Nasrani tidak wajib," ujar Buya Yahya, dalam kanal Houtube Al-Bahjah TV. 

Ia menegaskan bahwa mengucapkan selamat hari Natal tanpa dipaksa adalah bentuk dari toleransi. Buya Yahya juga membeberkan alasan umat Islam tidak bisa ikut Natal. Sebab, dalam umat Kristen perayaan Natal ini adalah kelahiran Tuhan mereka yaitu Yesus Kristus

"Apa sih artinya mengucapkan 'Selamat Natal'? Mengucapkan itu artinya merayakan kelahiran Yesus yang Tuhan bagi umat Nasrani. Jadi kalau kita jangan pusing karena di Nabi Isa bukan Tuhan bagi umat Islam," bebernya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya