Jessica Chastain Dianggap Islamofobia Gara-gara Pamer Buku Bertuliskan 'No To Hijab'

Jessica Chastain
Sumber :
  • Instagram

VIVA Showbiz – Aktris Iran Zaar Amir Ibrahimi dan aktris Amerika Jessica Chastain tengah jadi sorotan dunia. Keduanya merupakan anggota juri The international film festival of Marrakech (FIFM)tahun ini. Baru-baru ini keduanya ramai dikecam di media sosial dan dituduh Islamofobia karena dianggap mendukung Zionisme.

Krisis Gaza Terus Memburuk, Puluhan Nyawa Melayang dalam Serangan Militer Israel

Menyusul pidato emosional yang disampaikan Chastain selama festival di mana dia memimpin sebagai juri, dia membahas penghapusan hambatan terkait ketidakadilan rasial dan ketidaksetaraan gender. Karena pidatonya, banyak yang bertanya-tanya apakah dia mendukung Israel atau Palestina.

Namun, karena aktris dan aktivis kemanusiaan ini dikenal vokal terhadap krisis dunia, sikap diamnya terhadap Palestina membuat banyak orang khawatir.

Pelapor PBB Sebut Klaim Netanyahu Kebal atas Perintah ICC "Tak Berdasar"

Dikutip laman Hespress English, beberapa waktu lalu, Chastain membagikan video di media sosial di mana dia memamerkan sebuah buku yang dihadiahkan kepadanya oleh Zaar Amir Ibrahimi, dan mengungkapkan halaman yang menampilkan animasi dengan judul “No To Hijab". 

Menteri Israel Ingin Bangun Permukiman Yahudi di Jalur Gaza

Tulisan No To Hijab inipun memicu gelombang kritik, dan publik menduga bahwa Chastain dan Zaar Amir sebagai Islamofobia. Chastain menghapus ceritanya tapi Zaar menyimpannya.

Yang semakin menambah panas ketika Amir Ibrahimi yang baru-baru ini membintangi sebuah film Israel dan menghadapi reaksi balik atas apa yang dianggap sebagian orang sebagai dukungan implisit terhadap Israel di tengah pemboman yang sedang berlangsung terhadap warga sipil tak berdosa di Palestina.

Meskipun kolaborasi tersebut dianggap “ikonik” oleh beberapa orang, memasangkan Amir dengan sutradara pemenang penghargaan Israel Guy Nattiv, keterlibatannya dalam “The Holy Spider,” sebuah film yang tahun lalu dikecam oleh Iran.

Amir, seorang tokoh feminis, memiliki masa lalu yang kontroversial, ia dilarang tampil di industri sinema Iran selama satu dekade setelah mencari perlindungan politik di Prancis menyusul bocornya rekaman seksnya.

Chastain, yang tampil dalam pidato pembukaan FIFM menyentuh berbagai isu kemasyarakatan, kini menjadi pusat kontroversi mengenai penafsirannya. Pendapat penonton terbagi antara menganggap pidato tersebut pro-Palestina atau pro-Israel, sehingga semakin memperumit narasi seputar pendirian politik aktris tersebut.

Ketika reaksi media sosial semakin memanas, kedua aktris tersebut menghadapi tantangan untuk mengelola citra publik mereka dan menjawab pertanyaan seputar posisi mereka dalam isu-isu politik yang sensitif, bersama dengan banyak selebriti yang sebelumnya “vokal” seperti Amal Clooney.

Apapun pendapat selebriti yang terkait dengan Palestina dan Israel saat ini tengah mendapat pengawasan ketat dan publik dunia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya