Sisi Gelap Matthew Perry, Sempat Kecanduan Narkoba dan Alkohol

Matthew Perry.
Sumber :
  • Instagram @mattyperry4

Jakarta – Sebelum kematiannya yang dilaporkan karena tenggelam pada usia 54 tahun, Matthew Perry pernah berterus terang tentang kehidupan, karier, dan perjuangannya melawan kecanduan dalam memoarnya yang intens pada tahun 2022, Friends, Lovers, and the Big Terrible Thing.

Ayah Mahsiswi yang Aniaya Ketua Koas Kedokteran Unsri Dipanggil KPK Terkait Laporan Harta Kekayaan

Bintang sitkom Friends itu membuka diri yang belum pernah ada dalam bukunya, merinci kehidupan keluarganya yang penuh gejolak, cerita penyalahgunaan narkoba dan alkohol, serta hubungannya dengan Julia Roberts dan Valerie Bertinelli.

Secara keseluruhan, pesan yang disampaikan adalah seorang pria yang bersyukur masih hidup setelah semua yang dia lalui, dan ingin sekali mengungkap kembali orang di kehidupan nyata di balik salah satu karakter sitkom yang paling dicintai di dunia. 

Sejarah Radio di Indonesia Tertulis Abadi dalam Buku Radio Melintas Zaman

Matthew Perry.

Photo :
  • Instagram @mattyperry4

“Saya berada di puncak titik tertinggi saya di Friends, titik tertinggi dalam karier saya, momen ikonik dalam acara ikonik tersebut,” kaa Matthew Perry seperti dikutip dari laman ET Online pada Minggu, 29 Oktober 2023. 

Dipindah Tahanan ke Filipina, Mary Jane Ucapkan Terima Kasih kepada Prabowo dan Yusril

"Ketika seorang pecandu narkoba, itu semua soal matematika. Saya tidak melakukannya untuk merasa senang. Saya tentu saja bukan orang yang suka berpesta; Saya hanya ingin duduk di sofa, mengambil lima Vicodin dan menonton film. Itu adalah surga bagi saya. Sekarang tidak lagi,” tambahnya. 

Sementara itu, dalam bukunya, Perry menyebutkan beberapa riwayat rawat inap yang dialami dirinya selama bertahun-tahun karena penyalahgunaan narkoba dan alkohol. Namun, buku ini dimulai dengan keadaan darurat medis yang paling mengerikan. 

Pada saat itu, ia menderita perforasi gastrointestinal pada usia 49 tahun setelah usus besarnya pecah karena penggunaan opioid yang berlebihan. Perry berjuang untuk hidupnya, menghabiskan dua minggu dalam keadaan koma dan lima bulan di rumah sakit, dan harus menggunakan tas kolostomi selama sembilan bulan.

“Para dokter memberi tahu keluarga saya bahwa saya memiliki peluang dua persen untuk hidup. Saya dipasangi sesuatu yang disebut mesin ECMO, yang melakukan semua pernapasan untuk jantung dan paru-paru. Dan itu disebut Salam Maria. Tidak ada seorang pun yang bisa bertahan dari hal itu," ungkapnya. 

Matthew Perry.

Photo :
  • Instagram @mattyperry4

Perry mengungkapkan dalam bukunya bahwa dia menjalani 14 operasi pada perutnya, dan bekas luka tersebut berfungsi sebagai pengingat untuk tetap sadar. Namun faktor motivasi terbesar untuk menghindari obat-obatan datang dari terapisnya. 

"Lain kali kamu berpikir untuk mengonsumsi Oxycontin, pikirkan saja untuk memiliki kantong kolostomi selama sisa hidup kamu," kata terapis pribadi kepada Perry. 

Pada suatu saat kecanduan narkoba, dia mengonsumsi 55 Vicodin sehari. Perry tidak segan-segan menjelaskan besarnya masalah narkoba dan alkohol terhadap tubuhnya. Selain itu. dia juga menggunakan Xanax, OxyContin, Dilaudid, metadon, buprenorfin/suboxone, kokain, dan banyak vodka.

Berbicara dengan The New York Times dalam sebuah wawancara sekitar waktu buku itu diterbitkan, Perry mengungkapkan bahwa ia menghabiskan uang sekitar US$9 juta atau sekitar Rp143 miliar untuk melawan kecanduannya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya