Prabowo Ungkap Penyesalan di Masa Remaja, Pernah Nangis karena Putus Cinta?
- VIVA/M Ali Wafa
JAKARTA – Calon presiden Prabowo Subianto terlihat sempat menjadi bintang tamu dalam podcast milik Kaesang Pangarep. Podcast PDP tersebut sempat menjadi sorotan terutama dalam segmen jawab cepat.
Dalam segmen tersebut calon presiden RI 2024 yang juga mantan Danjen Kopassus itu sempat diminta menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh komika Kiky Saputri. Salah satunya berkaitan dengan kisah asmara Prabowo sewaktu muda.
“Pernahkah seorang Prabowo nangis karena putus cinta?” tanya Kiky Saputri.
Pria yang menjabat sebagai menteri pertahanan itu mengaku tak pernah menangis lantaran putus cinta. Meski begitu, diakuinya rasa pilu tetap terasa ketika putus cinta.
“Jujur ya. Jujur ya tidak pernah. Kenapa? Diputus cinta rasanya pilu di hati,” katanya.
Meski begitu, Prabowo mengaku memilih untuk tidak menangis. Dia juga tak bergalau-galau ketika putus cinta.
“Ya diem aja enggak usah nangis dirasakan,” kata Prabowo.
“Nangisnya enggak tapi galaunya? Update status di Twitter pak?” tanya Kiky Saputri
“Zaman itu enggak ada Twitter,” sahut Menhan.
Tak sampai di situ, Kiky juga kembali menanyakan kepada Prabowo terkait dengan waktu mana yang ingin kembali diulangnya. Pria yang menginjak usia 72 tahun ini punya jawaban bijak tersendiri.
“Lagi ya pak jawab jujur kalau bisa memutar waktu bapak mau kembali ke masa kapan?” tanya Kiky.
“Aduh kalau saya berpendapat kita bersyukur aja. Semua yang diberikan Yang Maha Kuasa. Jadi setiap masa itu bagi saya harus dijalankan dinikmati dihadapi. Pokoknya intinya bersyukur,” ujarnya.
Namun demikian, Ketua Umum Partai Gerinda itu sempat mengaku memiliki perasaan penyesalan terutama saat duduk di bangku sekolah. Diungkapnya bahwa selama sekolah dia kurang rajin belajar dan sering tidak mengerjakan PR.
“Ada satu penyesalan waktu pelajar saya kurang rajin belajar itu aja. Sering enggak bikin PR,” katanya.
“Bapak pernah dirasain dipukul?” tanya Kiky Saputri.
“Pernah dan saya ambil kesimpulan guru yang paling keras paling tegas paling kasih banyak pr itu sebetulnya itu yang membuat kita kuat dan menjadikan orang,” ujarnya.