Tampil di Arab Saudi, Rapper Australia Iggy Azalea Dikecam Karena Lagu Hina Nabi dan Pakaian Robek

Rapper asal Australia, Iggy Azalea
Sumber :
  • Middle East Eye

VIVA Showbiz – Rapper Australia Iggy Azalea mendapat kecaman karena liriknya yang kontroversial tentang Nabi dan meminta orang untuk “sujud kepada dewi” selama penampilannya di Arab Saudi akhir pekan lalu. 

Viral Sisi Gelap Arab Saudi, Pernikahan Sesama Jenis hingga Menjamurnya Hiburan Malam

Banyak yang mengutuk lirik tersebut sebagai penghujatan, dan mengecam standar ganda kerajaan Arab Saudi karena mengizinkan pertunjukan yang dikecam sebagai anti-Islam. 

Set Azalea Jumat lalu berlangsung saat turnamen esports Gamers8 di ibukota Saudi, Riyadh. Ia menyertakan lagu berjudul Goddes, yang diawali dengan berseru kepada penonton, "Ladies, buatlah keributan, ini dunia wanita!” ujarnya, melansir Middle East Eye, Jumat, 1 September 2023. 

Arab Saudi Resmi Punya Pelatih Baru, Sosok Ini Bakal Adu Otak dengan Shin Tae-yong di Timnas

Rapper asal Australia, Iggy Azalea

Photo :
  • Wiki

Liriknya dikecam baik oleh warga Arab Saudi maupun di negara luar secara luas karena bertentangan dengan nilai-nilai Islam, dengan lirik lagu "berkhotbah tentang nabi, tidak ada seorang pun yang bisa menghentikan kita, tunduk pada dewi" yang menimbulkan reaksi keras. 

Arab Saudi Dihantam Masalah Jelang Lawan Timnas Indonesia

Pertunjukan tersebut terjadi saat Arab Saudi semakin terbuka terhadap hiburan, sebagai bagian dari Visi 2030 Putra Mahkota Mohammed bin Salman, sebuah upaya untuk mendiversifikasi kerajaan tersebut dari minyak dan menyambut lebih banyak wisatawan. 

Namun, pertunjukan tersebut mengejutkan banyak orang karena bahasa yang digunakan, terutama karena Arab Saudi sebelumnya telah memenjarakan orang-orang karena mempromosikan “kemurtadan, ketidakpercayaan, dan ateisme”. 

Banyak pengguna media sosial yang menyuarakan pendapatnya tentang konser tersebut secara online. “Arab Saudi baru saja menghukum mati pengguna akun Twitter anonim dengan 10 pengikut karena mengkritik Mohammed bin Salman. Sementara itu, Iggy Azalea melakukan konser di Riyadh di mana dia mengejek Allah dan Nabi-Nya di depan ribuan orang,” tulis salah satu pengguna media sosial di Twitter.

Arab Saudi telah lama dipandang sebagai kerajaan konservatif sekaligus penjaga situs paling suci dalam Islam. 

Selama beberapa dekade sebuah komite bernama Commanding Right and Prohibiting Wrong atau Memerintahkan Yang Benar dan Melarang Yang Salah, mempunyai mandat untuk membatasi kesembronoan dan memantau moralitas, tidak hanya di ruang publik tetapi juga dalam kehidupan pribadi. 

Karena warisan inilah pertunjukan tersebut menjadi bahan perdebatan. 

Selain karena lirik lagunya, konser Iggy Azalea juga dikritik karena pilihan pakaian sang rapper yang kontroversial. Setelah lagunya dimulai, celananya robek di sekitar pahanya, yang membuat penonton bereaksi dengan ejekan yang keras.

Seorang anggota staf produksi segera naik ke panggung untuk memberi Azalea selimut untuk menutupi kakinya. Namun, dia terlihat keluar dari panggung tak lama setelah diperintahkan untuk berganti pakaian.

Di Twitternya, Azalea mengungkapkan bahwa meskipun dia sudah mengganti pakaiannya, pihak berwenang Saudi menghentikan konser karena liriknya, yang menurutnya mereka “terlalu berlebihan”. 

Pengguna media sosial dengan cepat mengkritik tidak hanya penyelenggara konser, tapi juga mereka yang hadir. Pengguna media sosial juga mencatat bahwa Azalea dan timnya seharusnya mengetahui sejauh mana dan bahaya dampak tampil di Arab Saudi.

Dalam beberapa tahun terakhir, Arab Saudi telah mengambil langkah menuju liberalisasi budaya, termasuk mengizinkan penyanyi dan rapper barat tampil di Riyadh dan Jeddah, termasuk Black Eyed Peas, Sean Paul, Enrique Iglesias dan David Guetta bahkan Beyonce. 

Putera Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman

Photo :
  • Middle East Eye

Upaya untuk memodernisasi kerajaan ini mendapat kritik dari organisasi-organisasi hak asasi manusia, yang mengecam putra mahkota karena standar ganda, menyatakan bahwa warga negara Saudi tidak menikmati kebebasan yang sama seperti turis dan bahwa kerajaan tersebut menggunakan hiburan untuk menutupi kejahatan mereka. 

Sementara itu, pihak berwenang terus menerapkan tindakan tegas terhadap para pemimpin agama, aktivis hak asasi manusia, dan pembangkang politik yang menyuarakan kritik terhadap kerajaan melalui saluran media sosial mereka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya