Tak Setuju Rujuk, Ibunda Aldila Jelita Minta Anaknya Kembali: Kamu Gak Bakal Miskin
- IG @dhila_dafbel
JAKARTA – Ibunda Aldila Jelita, Marjam Abdurahman merasa terkejut dan tidak setuju jika anaknya akan rujuk dengan Indra Bekti. Menurut Marjam, Dila sudah memberi tahu akan rujuk sejak satu bulan setelah bercerai. Saat itu, Marjam sebagai seorang ibu merasa sangat terkejut dan marah.
Menurut Marjam, ada kesalahan fatal yang telah dilakukan Bekti dan tidak bisa diperbaiki. Kesalahan itu sudah pernah dilakukan Bekti pada tahun 2016 lalu dan kembali terulang.
Aldilla Jelita dan Indra Bekti
- Instagram @indybarends
"Karena ini kesalahan yang Bekti bikin udah fatal, sudah tidak bisa diperbaiki. Sudah pernah terjadi tahun 2016 dan sekarang diulangi lagi," kata Marjam Abdurahman dikutip VIVA dari tayangan di channel YouTube Intens Investigasi, Senin, 28 Agustus 2023.
Marjam tidak habis pikir kenapa Dila mau kembali rujuk dengan Bekti, padahal sudah melakukan kesalahan fatal. Sebagai seorang ibu, Marjam ingin Dila kembali kepadanya. Sampai-sampai, Marjam menjamin bahwa Dila tidak akan hidup susah jika kembali kepada dirinya. Marjam menjamin, Dila akan tetap bisa hidup meski tanpa Indra Bekti.
"Dila, kamu berpikir. You are a woman, you are my daughter, you come back to me. Kamu enggak bakal miskin," kata Marjam.
"Saya bukan orang miskin, saya punya properti. Jadi enggak usah khawatir, tanpa Bekti pun masih bisa hidup," tambahnya.
Marjam juga mengaku sempat beradu argumen dengan Dila. Ia sempat menanyakan langsung alasan kenapa Dila mau rujuk dengan Bekti.
"Saya tidak peduli (terkait sudah sah rujuk atau belum). Karena tiga bulan yang lalu saya sudah bilang, Dila ketika dia marah sama saya, saya marah. ‘Kamu tetap mau balik sama si Bekti?’, 'Iya’, ‘Kenapa?’, ‘Karena menjauhkan jinah’, 'What'?, aku bilang 'Kamu crazy?'," ucap Marjam.
Update Hasil Quick Count Pilkada 2024, Ini Deretan Artis yang Menang dan Kalah
Pilkada 2024 menjadi salah satu momentum penting bagi masyarakat Indonesia, dengan pemungutan suara yang berlangsung serentak di 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota.
