Sebut Sayang dan Rangkul Teman yang LGBT, Daniel Mananta Bilang Begini

Daniel Mananta
Sumber :
  • Instagram @vjdaniel

JAKARTA – Presenter Daniel Mananta tengah jadi sorotan usai blak-blakan menyarankan Marshanda membaca ayat di Alkitab meski keduanya berbeda agama. Terkini, Daniel Mananta kembali menuai kontroversi lantaran menyebut dirinya sebagai tangan Tuhan untuk 'merangkul' teman yang menganut pergerakan sosial lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer (LGBTQ).

Program Sekolah Unggulan untuk Anak-anak Kemampuan di Atas Rata-rata, Kata Mendiktisaintek

Dalam potongan video yang diunggah di akun TikTok, nampak Daniel Mananta sedang berbincang dengan perempuan berhijab. Kala itu, Daniel menggebu-gebu membicarakan pendapatnya mengenai LGBTQ yang kerap hadir di sekelilingnya. Scroll lebih lanjut.

"Kita punya teman, banyak teman yang LGBT, gue sayang mereka, gue bener-bener sayang sama mereka banget, sesayang itu, dan gue berharap mereka tidak pernah merasa terhakimi oleh gue," ujar Daniel Mananta.

Menko PMK Koordinasi dengan Mendikdasmen untuk Bahas Usulan Gibran Hapus Zonasi Sekolah

Ayah satu anak ini mengaku sebagai orang uang beriman yang tetap ingin berdekatan dengan LGBTQ tanpa menghakimi. Mantan VJ MTV ini bahkan menyebut dirinya sebagai tangan Tuhan yang dapat menunjukkan kasih sayang kepada kelompok LGBTQ, alih-alih menyudutkan mereka.

Pemprov Jakarta Bakal Kaji Wacana Kantin Sekolah Dipungut Pajak

"Justru, harapan gue adalah jujur kita sebagai orang yang beriman, yang semakin dekat dengan Tuhan, justru kita yang menjadi perpanjang-tangannya Tuhan, untuk memperlihatkan kasihnya Tuhan pada mereka. Bukan kita malah menghakimi mereka, menjauhi mereka, dan membuat tembok," tegas presenter berusia 41 tahun itu.

Kendati begitu, suami Viola Maria itu menegaskan bahwa menolak mendukung agenda-agenda LGBTQ yang diberikan dengan tujuan memperkenalkannya pada anak-anak usia bawah 17 tahun. Daniel Mananta dengan tegas menyebutkan bahwa agenda terselubung itu kerap dihadirkan melalui film, lagu, bahkan kurikulum sekolah.

Daniel Mananta

Photo :
  • Tangkapan Layar: YouTube

"Cuman, agenda untuk anak-anak yang 10 tahun ke bawah misalnya, atau 17 tahun ke bawah, 15 tahun ke bawah, yang mungkin masih pencarian jati diri. Atau mungkin mereka lagi bimbang, labil, dan lain-lain. Tapi dimasukin melalui lagu, melalui film, dan kurikulum sekolah," beber Daniel Mananta.

Presenter keturunan Tionghoa itu menyebutkan bahwa bukan hal yang benar memberikan pengaruh LGBTQ pada anak-anak yang belum memahami dengan betul akan makna tersebut. Daniel Mananta bahkan menyebut agenda terselubung tersebut sebagai agenda 'iblis' yang patut dijauhkan pada anak-anak.

"Gue pengen menggarisbawahi bahwa ada agenda iblis di sini. Bukan soal LGBT nya. Kalau misalnya dia udah dewasa, dan dia memutuskan untuk jadi LGBT, itu hak kalian. Gue sayang sama kalian, kalian teman gue, kita jalan bareng, ngopi bareng. Gak masalah, itu pilihan kalian dan aku hormati itu," tegasnya.

Sebelumnya, Daniel Mananta menjelaskan dengan panjang lebar kronologi dirinya mengetahui ajaran di sebuah sekolah internasional saat hendak mencari tempat pendidikan untuk anaknya. Daniel mengatakan bahwa anaknya yang sudah berusia 10 tahun membuat ia dan istri mulai mencari tempat pendidikan lanjutan.

"Ini anak saya nih, umur 10 tahun, dia lagi mau masuk sekolah gitu. Kemarin kita bawa ke sebuah sekolah di Indonesia di kawasan jabodetabek. Dan di situ, mungkin karena ini sekolahnya sekolah yang udah levelnya internasional, jadi mereka sangat terbuka sama yang namanya walk agenda," kata Daniel Mananta.

Ilustrasi LGBT

Photo :
  • Pixabay/ Wokandapix

Meski tak menyebut secara gamblang, Daniel Mananta menberi kode bahwa agenda tersebut dinilai serupa seperti prinsip negara Barat. Di mana, prinsip itu sedang sangat digencarkan di negara tersebut dan dianut oleh sekolah internasional ini.

"Ini adalah sebuah agenda yang mungkin sekarang, in the 20 century, yang digencarkan banget lah di amerika," kata mantan VJ MTV itu.

Saat di sekolah itu pun, Daniel dibuat terkejut dengan pengelolaan sekolah yang nampak sudah membebaskan muridnya eksplorasi gendernya sendiri. Hal itu terlihat dari dibentuknya toilet dengan tiga jenis gender berbeda.

"Nah, kemarin pas saya lagi ke sekolahan tersebut, saya datang ke resepsionisnya. Di situ udah ada WC (terpisah) untuk boys and girls, sama gender neutral atau apa ya bilangnya di situ gender neutral. Dan saya cukup kaget," jelasnya.

https://vt.tiktok.com/ZSL4T6dfk/

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya