Sempat Jadi Atheis, Noe Letto Putuskan Mualaf Usai Bertanya Soal Setan

Noe Letto
Sumber :
  • Instagram @sinausabrangmdp

VIVA Showbiz – Setiap orang tentu saja memiliki perjalanan spiritual yang beragam saat menentukan agama atau keyakinan dalam hidupnya. Termasuk salah satunya yang sempat dialami oleh vokalis band Letto yang bernama Noe. 

Menag Ajak Masyarakat Rayakan Tahun Baru dengan "Dekonsentrasi Jalanan"

Beberapa waktu lalu, Noe sempat menceritakan kisahnya ketika melewati perjalanan spiritual untuk menjadi seorang umat Islam. Sebelum itu, ia sulit meyakini soal eksistensi Tuhan hingga membuatnya menjadi seorang atheis. 

Noe mengatakan bahwa dulu ia sempat berpikir dan menilai bahwa syahadat sendiri adalah sebuah kesaksian semata. Sehingga menurut dia hal itu tidak membuat seseorang serta merta meyakini Tuhan dan para Nabi. 

Harapan Baru Musisi Daerah, Kini Royalti Lebih Mudah Diakses

Noe Letto

Photo :
  • Instagram @sinausabrangmdp

"Saya belum beragama ini. Saya cuma mengadopsi konsep beragama sehingga belum betul-betul bersaksi terhadap Tuhan. Kalau syahadat sendiri kalimatnya bukan suruh percaya sama Tuhan, bukan suruh percaya sama Kanjeng Nabi,” ungkapnya dilansir kanal YouTube Cahaya Untuk Indonesia. 

Kemenag Selenggarakan Forum Sharia Internasional yang Dihadiri 14 Negara, Ini yang Jadi Pembahasan

Dengan pemikiran itu, putra pendakwah Cak Nun itu akhirnya memilih pergi ke Kanada. Tujuannya adalah untuk mempelajari agama Islam. Di sana, Noe Letto kemudian menjadi gelandangan dan sampai harus tinggal di sebuah masjid

"Karena pikirannya, wah mati nih kalau nggak bertahan. Akhirnya mampir ke masjid. Saya bilang numpang tidur di sini boleh? Oh boleh. Dikasih kasur lipat dan bantal," tuturnya.

Namun, mesti tidak memiliki niat untuk hal itu, musisi yang berusia 44 tahun itu secara tak langsung justru mempelajari agama Islam di masjid tersebut. Ia juga mulai duduk dan hadir dalam kajian yang dipimpin oleh seorang Syekh. 

"Saya bertanya kepada Syekh. Benar enggak Tuhan maha adil? Karena saya melihat agama adalah sebuah sistem, valid. Tidak ada pernyataan yang berlawanan," terangnya.

Pertanyaan itu, membawa Noe Letto pada pembahasan mengenai setan. "Kalau setan berkembang biak, punya anak kemudian satu detik kiamat dan belum melakukan dosa apapun, dia masuk neraka atau surga?" tanya Noe pada si Syekh.

Musisi Sabrang Mowo Damar Panuluh atau Noe Letto

Photo :
  • VIVA.co.id/ Catur Edi (Yogyakarta)

Noe berpikir dalam logikanya, jika Tuhan memasukkan dia ke neraka, artinya pernyataan yang selama ini setan masuk neraka itu salah. Sebab, setan masuk ke neraka tanpa berbuat kesalahan apapun, Tuhan malah dianggap tidak adil. 

Syekh yang mendapat pertanyaan tersebut kemudian balik memberi pertanyaan kepada Noe. Ia bertanya soal bagaimana musisi ini tahun cara setan berkembangbiak. Syekh kemudian memberikan pandangan lain. 

"Seandainya setan berkembang biaknya membelah diri bagaimana? Jadi makhluk yang baru pun melakukan dosa seperti makhluk sebelumnya. Wah ketampar saya di situ," jelas Noe.

Noe pada akhirnya mulai tersadar bahwa selama ini dirinya mempunyai keterbatasan dalam memahami agama dan Tuhan. Ia memilih pindah agama Islam lantaran Syekh tersebut menjawab pertanyaan dengan menggunakan hal logis. 

"Berarti kemampuan saya memahami agama bukan dari limitasi agama. Tetapi limitasi pemahaman dan data yang saya miliki. Yang membuat saya masuk Islam adalah jawaban dari Syekh. Karena jawaban dia menggunakan yang logis," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya