Nathalie Holscher Menangis Sebelum Putuskan Lepas Hijab
- Tangkapan Layar: Instagram
JAKARTA – Dunia maya sempat diramaikan dengan keputusan mengejutkan Nathalie Holscher, yang selama ini tampil dengan identitasnya sebagai seorang perempuan berhijab. Kini, Nathalie Holscher memutuskan untuk melepas hijabnya. Umi Pipik, sudah mencoba mencegah Nathalie.
Di kawasan Kalibata, Jakarta, pada hari Senin, Nathalie Holscher menghubungi Umi Pipik untuk meminta izin melepas hijab. Namun, Umi Pipik dengan penuh kasih sayang berusaha meyakinkan Nathalie Holscher untuk tidak melakukannya. Scroll lebih lanjut ya.
“Ya menguatkan ya, kalau bisa jangan dibuka. Allah lagi sayang banget, lagi diangkat derajatnya," kata Umi Pipik.
Meskipun Umi Pipik berusaha keras, tekad Nathalie Holscher untuk melepas hijab sudah bulat. Dalam keadaan tersebut, Nathalie Holscher membagikan alasan di balik keputusannya kepada Umi Pipik.
Ia merasa tak lagi sanggup menanggung beban menjadi seorang perempuan berhijab. Umi Pipik menceritakan, "Ya dia nangis, hanya bilang nggak kuat. Ya sudah, kan keadaan hatinya hanya dia yang tahu ya."
Setelah berbagai upaya persuasif, Umi Pipik akhirnya memilih untuk menghormati keputusan Nathalie Holscher. Sebagai seorang ibu dan tokoh agama, Umi Pipik bahkan mengajak masyarakat untuk berhenti menghakimi Nathalie Holscher atas keputusannya tersebut.
Umi Pipik
- Dokumentasi Wwiek Muslimah
"Kita nggak bisa men-judge dia. Saat dia memutuskan seperti itu, ya sudah,” ujarnya.
Umi Pipik juga mengingatkan kita sebagai umat Muslim, kita sendiri seringkali kesulitan dalam istiqamah, maka dari itu tidak pantas menghakimi Nathalie Holscher. Lebih jauh lagi, Umi Pipik menekankan pentingnya mendampingi Nathalie Holscher sebagai sesama umat Muslim agar kelak bisa kembali istiqamah dalam beribadah.
Ia menegaskan komitmen untuk terus memberikan dukungan dan pengingat kepada Nathalie Holscher.
Jadi Mualaf, Wanita Muda Ini Sibuk Hafalan Sholat dan Tidak Sempat untuk Galau
Perjalanan hidup seseorang sering kali membawa kejutan yang tak terduga, seperti yang dialami oleh seorang perempuan muda Tanah Air yang baru saja menjadi mualaf.
