Profil Cak Nun, Cendekiawan yang Alami Pendarahan Otak Hingga Dirawat di ICU
- VIVA/Cahyo Edi
Jakarta – Cendekiawan Emha Ainun Najib alias Cak Nun dikabarkan saat ini sedang mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito Yogyakarta. Ia diketahui mengalami pendarahan otak sehingga harus dirawat di ICU.
Kondisi Cak Nun yang terbaring sakit dan dirawat di RSUP Dr. Sardjito itu juga dibenarkan oleh Anggota Fraksi PKB DPR Luqman Hakim. Ia meminta doa untuk kesembuhan Cak Nun yang tengah mendapat perawatan intensif.
"Mari berdoa, semoga Allah Ta’ala memberi kesembuhan, kesehatan dan keadaan terbaik untuk Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) yang dirawat di ICU RS Dr Sardjito,” ungkap Luqman Hakim seperti dilansir dari media sosial pribadinya pada Kamis, 6 Juni 2023. Nah, berikut profil selengkapnya.
Profil Cak Nun
Emha Ainun Nadjib mempunyai nama lengkap Muhammad Ainun Nadjib. Dia adalah salah seorang tokoh keagamaan, penyair, serta budayawan yang cukup terkenal. Cak Nun lahir di Menturo, Sumobito, Jombang, Jawa Timur pada 27 Mei 1953.
Ia terlahir dari pasangan yang bernama Muhammad Abdul Latief dan Halimah. Dia adalah anak keempat dari lima belas bersaudara. Sang ayah merupakan petani dan tokoh agama alias kyai yang sangat dihormati di Menturo, Sumobito, Jombang.
Pendidikan Cak Nun
Pendidikan Cak Nun diawali dengan TK, SD, dan setelah itu ia melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo. Tapi, dalam perjalanan menempuh pendidikan non formal itu tidak bisa diselesaikan lantaran ada masalah.
Ia kemudian memilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP lewat lembaga pendidikan pendidikan yang dimiliki oleh sang ayah sampai kemudian Cak Nun memperoleh ijazah SMP. Tak berhenti di sana, ia melanjutkan ke SMA Muhammadiyah I Yogyakarta dengan jurusan Paspal.
Selepas SMA, Cak Nun melanjutkan pendidikan formalnya kembali ke Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Namun, dalam jenjang perkuliahan tersebut ia hanya bisa bertahan selama empat bulan. Ia tidak melanjutkannya lantaran pada tahun 1974 ia mendapat musibah.
Emha Ainun Nadjib juga aktif dalam hal jurnalistik dan penulisan sejak tahun 1973 hingga 1976. Ia sempat menjadi wartawan dan redaktur beberapa rubrik di Harian Masa Kini Yogyakarta, seperti Seni-Budaya, Kriminalitas, dan Universitaria. Ia juga sempat menjadi redaktur tamu di Harian Bernas.
Tokoh Kritis Saat Orde Baru
Cak Nun adalah tokoh publik yang mengkritik Soeharto secara terbuka. Dia sering menentang langsung pemerintahan Orde Baru. Perjuangannya melawan segala bentuk ketidakadilan Orde Baru memuncak pada tahun 1998.
Reformasi 1998 merupakan sebuah episode dalam sejarah Republik Indonesia yang melibatkan banyak pihak dan tokoh masyarakat Indonesia.
Menjelang runtuhnya pemerintahan Soeharto. Cak Nun adalah salah satu dari sembilan tokoh yang diundang ke Istana Merdeka untuk meminta nasihat yang kemudian dijuluki oleh Suharto "Ora dadi Presiden ora Pathèken" (tidak menjadi presiden tak apa-apa).