Pengakuan Shah Rukh Khan, Pertama Kali Shalat Usai Kondisi Kritis Ibunda

Shah Rukh Khan
Sumber :
  • antv

VIVA Showbiz – Pada tahun 1992, Shah Rukh Khan membuat penontonnya emosional, ketika dia memenangkan penghargaan sebagai pendatang baru di sebuah upacara penghargaan. Di momen itu, ia mendedikasikan piala itu untuk ibunya Lateef Fatima Khan segera setelah kematiannya dan ternyata ada kisah spiritual di balik itu.

7 Momen Tak Terlupakan di Konser ZEROBASEONE Jakarta 2024

Dia ingat saat dia mendapat medali di sebuah penghargaan, dan bagaimana dia berlari pulang untuk menunjukkan pada ibunya tapi sudah tidak ada.

Pengalaman itu terasa seperti deja-vu dan dia berkata bahwa piala tersebut didedikasikan untuk sang ibu. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Pengakuan Copet yang Berani-beraninya Beraksi saat HUT TNI

Shah Rukh Khan.

Photo :
  • Instagram @iamsrk

"Pertama kali, saya mendapat penghargaan besar di industri film, dia masih belum ada di sini. Yang ini untukmu Ma," ungkap bintang Bollywood itu dikutip laman Indian Express.

Penutupan MTQN di Samarinda, Momen Bersejarah yang Masuk Rekor MURI

Mendiang ibunya meninggal pada tahun 1990. Kemudian, ia berbicara tentang momen ini kepada Simi Garewal, yang mengingat keheningan saat itu dan tepuk tangan meriah yang mengikutinya. Ia dengan menyesal menyebutkan bahwa ibunya tidak pernah melihat kesuksesannya. 

“Saya ingin ibu saya melihat saya, jauh lebih besar dari saya,” katanya kepada Simi.

Shah Rukh Khan.

Photo :
  • Instagram @iamsrk

Shalat di Parkiran RS

Ia mengingat kematian ibunya, dan betapa tidak siapnya dia untuk itu, meskipun itu adalah kenangan dari pola serupa yang dia hadapi dengan ayahnya, yang meninggal karena kanker. Sang ibu saat itu mengalami diabetes yang membuat kakinya terluka parah hingga mengancam nyawa.

“Saya syuting di Goa, dan dia menderita diabetes. Ketika saya kembali dari Goa, kakinya terluka, dan terus menyebar. Ketika dia dirawat di rumah sakit, dia mengontrak septikemia. Saya tidak siap, tetapi saya telah melakukan hal yang sama untuk ayah saya. Saya berada di rumah sakit bersamanya, dan perlahan dia pergi," terangnya.

Ia mengatakan bahwa sebelumnya tidak pernah ibadah seumur hidupnya. Shah Rukh Khan yang seorang Mmuslim harus mengahadapi momen ketika mendiang berjuang untuk hidupnya di ICU, ia lantas berdoa dan shalat di tempat parkir rumah sakit.

Shah Rukh Khan.

Photo :
  • Instagram @iamsrk

"Saya tidak siap untuk ibuku meninggal. Saya tidak pernah berdoa dan shalat, tetapi ketika dia berada di ICU, dan dia mengalami serangan pernapasan, saya pergi ke tempat parkir rumah sakit dan untuk pertama kalinya, saya berdoa. Saya disuruh berdoa 6000 kali, dan dia tidak akan kesakitan," katanya.

“Ya, dan dokter memberi tahu saya bahwa dia akan pergi. Saya memiliki keyakinan bahwa Anda mati ketika Anda puas dengan kehidupan,” jelas sang aktor.

“Jadi saya turun dan mulai memberinya kekhawatiran, saya berkata saya tidak akan bahagia, dan mengatakan kepadanya bahwa saya akan menjadi orang jahat, menganiaya putrinya,” tambahnya.

“Tapi dia memiliki tatapan yang indah di matanya, yang mengatakan, biarkan aku pergi, aku perlu istirahat, dan dia pergi," lanjutnya.

Sosok Mendiang Ibu di Mata Shah Rukh Khan

Ketika Simi menyebutkan upacara penghargaan dan tepuk tangan, dia mengatakan bahwa dia tidak mengingat banyak hal lainnya.

“Pada saat itu, saya terlalu banyak mengingat ibu saya. Apa pun yang saya ingat tentang dia, dia tidak seperti saya," tambahnya.

Ia lantas menggambarkan ibunya secara emosional, sebagai seseorang yang 'sangat berbeda' darinya, karena ibunya senang bertemu orang.

“Dia sangat sosial, dan dia suka bertemu orang. Dia membawa banyak kehidupan dimanapun dia berada, hanya dengan menjadi dirinya sendiri. Saya mengatakan itu berbeda dari saya karena banyak orang dapat melihat saya di sebuah acara film, tetapi itu karena saya adalah seorang bintang, bukan hanya menjadi Shah Rukh," katanya.

Dia menyebutkan bagaimana ibunya mengurus semuanya setelah ayahnya meninggal.

Ia menyebut bahwa sang ibu memberinya banyak cinta dan kasih sayang, karena ayahnya telah meninggal sepuluh tahun sebelumnya dan tidak dalam kondisi keuangan terbaik, karena mendiang ayahnya menderita penyakit yang mahal. 

"Dia meninggal karena kanker. Dia harus menjalankan rumah, dan dia adalah seorang pekerja sosial dan hakim. Dia berasal dari keluarga kaya yang seharusnya membuatnya menjadi orang yang manja—tetapi dia mengambil semuanya sendiri, dan saya tidak pernah meminta apa pun dua kali. Dia memberikannya kepadaku, tanpa pernah memanjakanku," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya