2 Outlet Media Diduga Tulis Berita Palsu Soal Yoo Ah In, Agensi Ambil Tindakan Hukum

Yoo Ah In.
Sumber :
  • Netflix

VIVA Showbiz – Berbagai berita palsu tentang Yoo Ah In mulai bermunculan sejak sang aktor diketahui terlibat dalam kasus narkoba. Pihak agensi UAA mengklarifikasi beberapa kabar soal artisnya itu dan mengancam tindakan hukum terhadap berita palsu.

Korban Luka Laka Tol Pandaan-Malang Terus Bertambah, Polisi: Ada yang Gegar Otak

Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada 12 April 2023, UAA meminta maaf karena sudah membuat kekhawatiran para penggemar. Sejauh ini, Yoo Ah In dan UAA menahan diri untuk tidak membuat pernyataan apapun terkait penyelidikan polisi yang sedang berlangsung dan bersifat rahasia. Scroll untuk info selengkapnya.

"Seperti yang telah dinyatakan Yoo Ah In dalam pernyataan sebelumnya, dia akan bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan dan siap menerima hukuman apa pun. Posisinya tidak berubah," kata perwakilan UAA, mengutip KBIZoom.

Polisi Selidiki Dugaan Rem Blong Tabrakan Truk vs Bus di Tol Pandaan-Malang

Yoo Ah In

Photo :
  • instagram.com/hongsick

Namun di tengah penyelidikan yang belum selesai ini, beberapa hal yang seharusnya menjadi rahasia justru bocor ke media Korea Selatan. Pihak agensi juga geram karena artikel berita yang memuat informasi soal Yoo Ah In itu belum diverifikasi namun terus beredar.

Roman WN Ukraina Tak Terkait Freddy Pratama, Brigjen Mukti: Thailand Surga Pelarian

"Pada 11 April, ada dua pemberitaan eksklusif terkait Yoo Ah In, antara lain laporan eksklusif Kookmin Ilbo tentang Yoo Ah In menggunakan narkoba dengan model dan penyiar di klub Itaewon setiap minggu. Kemudian, laporan eksklusif Yonhap News TV tentang penggunaan Zolpidem yang berlebihan oleh Yoo Ah In," beber UAA.

Pihak agensi menjelaskan bahwa artikel eksklusif dari Kookmin Ilbo ditulis hanya berdasarkan keterangan informan A. Diberitakan tanpa ada pengecekan fakta atau verifikasi, hanya berdasarkan spekulasi. Laporan tersebut telah menyebar melalui media lain dengan tajuk sensasional, menggiring opini seolah-olah Yoo Ah In menggunakan narkoba di klub setiap minggu.

"Kookmin Ilbo mengandalkan klaim informan A, seperti 'banyak orang menganggap aneh bahwa dia mabuk berat tanpa memesan banyak alkohol' dan 'dia merokok di sudut, tetapi baunya berbeda dari rokok biasa', sebagai dasar kecurigaan yang belum diverifikasi," kata pihak agensi.

Agensi UAA ingin menanyakan bagaimana Kookmin Ilbo memverifikasi klaim A tersebut. Selain itu, klub lounge yang yang disebutkan juga tidak mengizinkan merokok di dalam ruangan, dan ada area merokok terbuka yang terpisah. 

"Kami mengungkapkan penyesalan mendalam kami atas fakta bahwa outlet media besar seperti Kookmin Ilbo menerbitkan laporan yang tidak diverifikasi berdasarkan spekulasi seseorang," sambungnya.

Selanjutnya, soal artikel berita dari  Yonhap News TV tentang 'Zolpidem'. Agensi UAA membenarkan bahwa Yoo Ah In sudah lama meminum obat tidur karena gangguan tidur kronis. Dulu, dia pernah meminum obat tidur yang mengandung ramuan yang dimaksud.

Namun, selama enam bulan terakhir, dia beralih ke obat tidur dengan bahan berbeda, dan dia tidak pernah menggunakannya untuk tujuan lain. Agensi meyakinkan bahwa kebenaran akan terungkap melalui penyelidikan polisi.

"Meskipun demikian, detail investigasi rahasia terus dibocorkan ke media. Kami sangat prihatin dengan penyebaran tuduhan yang tidak diverifikasi seolah-olah itu adalah fakta yang sudah mapan," kata UAA.

Selain kedua berita tersebut, masih banyak tuduhan tak berdasar soal Yoo Ah In lainnya. Namun, pihak UAA merasa 2 artikel tersebut yang harus diklarifikasi lebih lanjut karena topik itu dirasa tidak pantas dibicarakan selama penyelidikan polisi yang sedang berlangsung.

"Namun, kami akan secara aktif menanggapi berita palsu dan laporan 'kabar angin' sembarangan yang tidak terkait dengan penyelidikan polisi, termasuk mengambil tindakan hukum," tandasnya.

Sementara itu, Yoo Ah In saat ini sedang diselidiki oleh polisi setelah terungkap bahwa ia memberikan total lima jenis narkoba, termasuk ganja, kokain, propofol, ketamin, dan zolpidem.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya