Jelang Filmnya Tayang, Keluarga Ungkap Alasan Buya Hamka Menolak Dimakamkan di TMP Kalibata
- Istimewa
VIVA Showbiz – Film Buya Hamka dalam waktu dekat ini akan segera tayang di seluruh bioskop Tanah Air. Film produksi Falcon Pictures dan Starvision tersebut dibintangi oleh sederet aktor dan aktris ternama Tanah Air, mereka adalah Vino G Bastian, Laudya Chintya Bella, Desy Ratnasari, Donny Damara, Reza Rahadian, Ayu Laksmi, Anjasmara, Marthino Lio, Reybong, Mawar De Jongh, Mathias Muchus, dan yang lainnya.
Sebagai informasi, berdasarkan keterangan tertulis yang diterima VIVA, Haji Abdul Malik Karim (Hamka) atau lebih dikenal dengan nama Buya Hamka, merupakan seorang tokoh penting yang memiliki jasa besar bagi bangsa Indonesia. Sebagai ulama dan sastrawan yang dikagumi semua kalangan, Buya Hamka diangkat pemerintah sebagai Pahlawan Nasional.
Layaknya pahlawan nasional, Buya Hamka harusnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, pada saat meninggal dunia. Namun, Buya Hamka justru lebih memilih untuk dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir Jakarta.
"Nambo menolak untuk dimakamkan di TMP Kalibata. Padahal, saat itu pemerintah sudah menawarkan untuk di makamkan di TMP Kalibata. Bahkan, saat Buya Hamka meninggal, sudah ada tiga ambulans yang menunggu, diantaranya dari yayasan Bunga Rampai, Rumah Gadang dan pemerintah. Tapi, keluarga memilih untuk menggunakan ambulan dari Rumah Gadang dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, sesuai pesan Buya," ujar Ali Akbar Hasyemi, Cicit dari Buya Hamka dikutip dari keterangan tertulis yang diterima VIVA.
Akbar juga menjelaskan alasan kenapa Buya Hamka lebih memilih untuk dimakamkan di TPU Tanah Kusir dan tidak di TMP Kalibata. Ternyata, Buya Hamka ingin lebih dekat dengan masyarakat.
"Seperti kita tahu, kalau untuk ziarah ke TMP Kalibata harus melewati bernagai proses perijinan. Buya Hamka ingin dekat dengan masyarakat, dan siapapun bisa berziarah kapan saja," ucap Akbar.
Perjuangan Buya Hamka yang begitu besar dalam dunia Islam Indonesia adalah sebagai pendiri Majelis Ulama Indonesia (MUI). Selain itu, Buya Hamka juga melahirkan karya-karya dalam berdakwah di antaranya adalah Tafsir Al-Azhar, Tasawuf Modern dan Falsafat Hidup. Selain itu ada juga novel karya Buya Hamka seperti Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Merantau Ke Deli dan Dibawah Lindungan Kabah.
Bagimana perjuangan Buya Hamka dalam berdakwah dan usahanya demi menegagakan kemerdekaan bangsa Indonesia? Semua terangkum dalam film Buya Hamka. Film itu akan dibagi menjadi tiga babak, babak pertama akan tayang pada 20 April 2023.
Sinopsis film Buya Hamka babak pertama:
Periode di mana Hamka menjadi pengurus Muhammadiyah di Makassar dan berhasil memberikan kemajuan yang pesat pada organisasi tersebut. Hamka juga mulai menulis sastra koran dan cerita romannya disukai para pembaca. Hamka dan keluarganya pindah ke Medan, karena Hamka diangkat menjadi pemimpin redaksi majalah Pedoman Masyarakat.
Posisi ini membuat Hamka mulai berbenturan dengan pihak Jepang hingga harus ditutup karena dianggap berbahaya. Kehidupan keluarga Hamka pun terguncang ketika salah satu anak mereka meninggal karena sakit. Usaha-usaha Hamka untuk melakukan pendekatan pada pihak Jepang malah dianggap sebagai penjilat dan dimusuhi.