Pangeran Harry Didiagnosis ADD, Sebut Alkohol dan Ganja Sebagai Detoksifikasi

Pangeran Harry.
Sumber :
  • Harpo Productions/Joe Pugliese

VIVA Showbiz – Duke of Sussex, Pangeran Harry didiagnosis dengan Attention Deficit Disorder (ADD) oleh seorang ahli trauma selama wawancara. Dokter Hungaria-Kanada Dr Gabor Mate sampai pada kesimpulan itu setelah membaca memoar eksplosif Harry, Spare.

Pemusnahan 6,2 Kilogram Ganja oleh Kanwil Bea Cukai Sulbagsel dan BNNP Sulawesi Selatan

"Membaca buku ini, saya mendiagnosis Anda dengan ADD, saya melihatnya sebagai respons normal terhadap stres normal, bukan penyakit," kata dia kepada Harry, dikutip laman Standard, Rabu 8 Maret 2023.

"Terima kasih untuk sesi gratisnya," seloroh Harry.

Tanam Puluhan Pohon Ganja di Cengkareng, Pria Ini Terancam Hukuman Seumur Hidup

Pangeran William dan Pangeran Harry di Kastil Windsor, Inggris

Photo :
  • AP Photo/Martin Meissner

Selama wawancara, yang disiarkan langsung online, Harry juga mengakui dia menggunakan obat psikedelik untuk bersantai dan sebelumnya menggunakan kokain untuk merasa 'utuh'. Dia juga bersikeras bahwa tidak bisa menjadi dirinya sendiri sebagai seorang bangsawan dan selalu ‘merasa berbeda’.

Penyelundupan 11 Karung Ganja Seberat 272 Kg dari Aceh Digagalkan, Dua Pelaku Diamankan

Terkuaknya hal itu membuat para penonton online membayar £19,12 untuk menonton obrolan "intim" yang disiarkan langsung, yang dibawakan oleh penerbit Harry, Penguin Random House. Mereka juga menerima salinan gratis buku Harry, Spare.

Harry juga memberi tahu Dr Mate bagaimana dia menyadari bahwa perlu melarikan diri setelah menjalani terapi itu. Hal itu membuatnya merasa benar-benar terasingkan dari keluarga Kerajaan.

"Saya menyadari bahwa saya telah belajar bahasa baru dan orang-orang yang pernah mengelilingi saya, mereka tidak berbicara bahasa tersebut - jadi saya benar-benar merasa lebih terasingkan," jawab pangeran berusia 38 tahun itu.

Dia mengklaim telah mengungkapkan hal-hal yang berdampak pada traumanya di buku terlaris bertajuk Spare yang dianggap sebagai "tindakan pelayanan". Meski tak sedikit masyarakat yang memberi reaksi negatif akan hal tersebut.

"Semakin banyak mereka mengkritik, semakin saya merasa perlu untuk berbagi," kata Harry.

Pangeran Harry dan Meghan Markle.

Photo :
  • Instagram @sussexroyal

Dr Mate mengatakan sejumlah faktor penyebab ADD yang dialaminya antara lain kehidupan kaya yang dilakoni sejak kecil. Selain itu, Harry telah "kehilangan sentuhan" dari ayah dan neneknya, mendiang Ratu. Bahkan, kehilangan sosok ibu di usia dini.

Harry sebelumnya sempat mengatakan elemen masa kecilnya sangat menyakitkan dan dia selalu merasa sedikit berbeda dengan bangsawan lainnya. Dia bahkan merasa serupa dengan ibunya Putri Diana, yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas pada tahun 1997 setelah menceraikan Charles.

"Saya merasa aneh berada di dalam wadah ini dan saya tahu bahwa ibu saya merasakan hal yang sama. Masuk akal bagi saya. Saya merasa seolah-olah tubuh saya ada di sana dan kepala saya keluar dan terkadang sebaliknya," kata dia.

Harry mengaku merasa sangat bebas usai keluar dari Kerajaan Inggris. Dia lantas memberi tahu Dr Mate mendapat diagnosis dengan stres pasca-trauma setelah mencari konseling atas kematian Diana.

"Ketika saya mulai benar-benar membongkar Harry yang berusia 12 tahun pada titik di mana ibu saya meninggal, hal itu mulai mengungkap segala macam momen lainnya. Itu menakutkan. Saya mengubah apa yang saya pikir seharusnya menjadi kesedihan untuk mencoba membuktikan kepadanya bahwa saya merindukannya, untuk menyadari bahwa sebenarnya dia hanya ingin saya bahagia. Dan itu sangat membebani dada saya," kata dia.

Tak heran, Harry mengaku menggunakan obat psikedelik dengan dalih untuk mengatasi trauma dan rasa sakit di masa lalu seperti kokain dan ganja.

Ilustrasi narkoba

Photo :
  • dok. Pixabay

"(Kokain) Itu tidak melakukan apa pun untuk saya. Lebih merupakan hal sosial. Itu pasti memberi saya rasa memiliki. Ganja berbeda, itu sebenarnya sangat membantu saya. Alkohol tentu lebih merupakan hal sosial," kata dia.

Harry mengklaim bahwa kedua hal itu dianggap sebagai 'detoksifikasi' agar merasa lebih rileks dan nyaman. Namun pada akhirnya, Harry melepas kedua obat itu dan melakukan lebih banyak hal-hal di luar ruangan.

"Saya mulai rekreasi dan mulai menyadari betapa baiknya hal itu bagi saya. Itu adalah salah satu bagian mendasar dalam hidup saya yang mengubah saya dan membantu saya mengatasi trauma dan rasa sakit di masa lalu," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya