Aghniny Haque Pernah Dapat Perlakuan Kekerasan Oleh Pelatihnya Hingga Mental Hancur Saat Jadi Atlet
- Instagram @aghninyhaque
VIVA Showbiz – Mantan atlet Taekwondo peringkat 6 dunia sekaligus aktris cantik Aghniny Haque mengaku mendapat tindak kekerasan oleh pelatihnya, sebelum akhirnya memutuskan untuk vakum dari dunia taekwondo.
Mentalnya pun hancur karena perlakuan tersebut. Namun pada akhirnya, ia bisa pulih dan semangat lagi usai kembali ke rumah sementara waktu. Gulir ke bawah untuk melanjutkan artikel ini sampai selesai.
Dapat kekerasan dari pelatih
Wanita blasteran Indonesia-Bangladesh ini pernah mendapat perlakuan keras oleh pelatihnya saat masih menjadi atlet Taekwondo. Perlakuan tersebut membuat mentalnya sangat hancur.
“Tiga tahun sebelum gue vakum, gue tuh mendapati kekerasan fisik dan kekerasan secara verbal dari pelatih gue yang bikin mental gue bener-bener down. Yang akhirnya gue memutuskan untuk keluar dari National Team,” kata Aghniny Haque, dikutip VIVA dari tayangan YouTube Falcon Selasa, 7 Maret 2023.
Ia mengaku bahwa latihannya saat menjadi atlet sangat menguras tenaga. Ia pun sering dimarahi oleh pelatihnya tersebut.
“Sehari latihannya 4 kali. Latihannya capek banget dan segala macem gue kena marah. Gue nggak tahu ya kenapa dia semarah itu sama gue. Entah mungkin dia dapet mandate ‘lo harus didik anak ini sebaik-baiknya supaya Sea Games dia dapet emas atau bisa dapat Olympic entah gimana’,” terangnya.
Selama dua minggu ia mendapat perlakuan tindak kekerasan. Ia merasa cemas dan tidak bisa tidur setiap malam.
“Waktu itu istilahnya ada ruangan penyiksaan di tempat gym gitu kecil. Selama 2 minggu gue diperlakukan seperti itu. Ditendangin, dikata-katain. Yang terjadi waktu itu ya mental gue rusak lah. Setiap malem gue nggak bisa tidur, gue anxious (cemas). Gue setiap mau bangun latihan pagi ‘gue diapain lagi ya hari ini gitu’,” beber pemain KKN di Desa Penari itu.
Bangkit dan juara Asia
Karena tidak kuat, dia akhirnya ngadu ke ibunya. Sebab ia tak tahu harus mengadu ke siapa lagi. Setelah itu sang ibu menelepon pihak pengurus meminta untuk anaknya bisa pulang.
“Akhirnya telepon ibu, ibu telepon ke pengurus, akhirnya ibu minta gue pulang dan gue memberanikan diri buat ngomong ke pelatih tersebut kayak ‘gue udah nggak kuat, terserah lu mau nganggap gue pecundang atau apa terserah lo’,” jelas Aghniny Haque.
Setelah balik ia malah merasa rendah diri nggak percaya diri dan tidak tahu mau ngapain. Namun ia bersyukur ketika sedih ia bisa ngadu ke keluarga dan berdoa kepada sang Maha Kuasa.
Setelah itu ia balik untuk tanding. Ia mendapat wejangan dari pelatih dan dirinya mulai pulih dan kuat lagi. Pada akhirnya ia mendapat juara Asia.
“Akhirnya semuanya baik-baik saja. Gue mulai pulih, gue mulai kuat lagi dan di situ gue menang juara Asia,” tandasnya.