Profil Shinta Ratri, Pendiri Ponpes Waria dan Seorang Pejuang HAM yang Meninggal Dunia
- Tangkapan Layar: Instagram
VIVA Showbiz – Kabar duka datang dari Shinta Ratri, seorang pemimpin sekaligus pendiri Pondok Pesantres (Ponpes) Waria Al Fatah Yogyakarta. Pasalnya, hari ini Rabu, 1 Februari 2023 dirinya dikabarkan meninggal dunia karena mengeluh sakit asam lambung yang dideritanya.
Kabar meninggalnya sang pendiri Ponpes Waria, Shinta Ratri pun dibenarkan oleh sang Manajer Program Yayasan Kebaya Rully Mallay. Menurut Ustazah Pesantren Waria Al-Fatah Masthuriyah Sa'dan mengungkapkan, bahwa jenazah Shinta Ratri disemayamkan di rumah duka Jagalan dan telah dimakamkan tadi siang pukul 14.00 WIB.
Sang pendiri Ponpes Waria ini wafat dalam usia 60 tahun. Beredarnya berita duka ini sontak membuat banyak publik dibuat penasaran dengan sosok pendiri Ponpes Waria tersebut. Daripada penasaran, berikut ini kami sajikan profil sekaligus perjalanan dirinya saat mendirikan Ponpes Waria yang telah kami rangkum dari berbagai sumber.
Biodata Shinta Ratri
Nama Asli: Tri Santoso Nugroho
Nama populer: Shinta Ratri
Profesi: Wiraswasta dan pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Waria Al Fatah Yogya
Profil Shinta Ratri
Seperti yang kita tahu, bahwa Shinta Ratri merupakan seorang transpuan yang memimpin sekaligus mendirikan pondok pesantren yang dibuat khusus para waria. Ponpes Waria ini sendiri berada di Yogyakarta Jawa Tengah.Â
Shinta Ratri lahir dengan nama Tri Santoso Nugroho. Dirinya merupakan kelahiran asli Yogyakarta. Shinta Ratri tumbuh dalam lingkungan keluarga para pedagang kerajinan di Kotagede, jadi tak heran membuat sosoknya ini sudah mulai berwirausaha sejak dirinya masih duduk di bangku SMA.
Transpuan satu ini ternyata merupakan seorang lulusan sarjana biologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Meskipun lulusan dari universitas ternama di Indonesia, rupanya pemilik nama asli Tri Santoso Nugroho ini lebih memilihnya untuk menjadi pengusaha kerajinan perak.
Sosoknya yang merupakan transpuan, dirinya merupakan pembela sejenisnya. Hal ini dilakukan Shinta Ratri demi membuat mereka para transpuan mendapatkan haknya untuk melakukan ibadah. Seperti diketahui para transgender kerap dilarang untuk melakukan ibadah secara bersama.
Sebab itu, membuat Shinta Ratri akhirnya mendirikan Pondok Pesantren (Ponpes) Waria Al-Fatah di Yogyakarta. Tidak hanya sukses mendirikan ponpes tersebut, bahkan dirinya juga dipercaya untuk memimpin tempat penampungan para waria tersebut.
Sosoknya Pernah Meraih Penghargaan
Pribadinya yang dikenal aktif dalam membela para waria, Shinta pada 2019 yang lalu juga pernah mendapatkan penghargaan berharga dari Front Line Deenders, yakni sebuah organisasi internasional yang melindungi dan membela hak asasi manusia (HAM) yang berada di Irlandia. Tak tanggung-tanggung, dirinya juga dinobatkan sebagai pejuang HAM di kawasan Asia Pasifik.
Shinta dan Lainnya Berupaya Mencari Tuhan
Shinta bersama dengan puluhan sejenisnya berupaya mencari Tuhan demi mengejar hak untuk bisa beribadah seperti manusia pada umumnya. Di mana para waria di ponpes tersebut mendapatkan banyak bimbingan, pelajaran, hingga arahan. Seperti salah satunya dari Ustaz Arif Nuh Safri.
Tidak hanya itu, para peserta didik di ponpes tersebut juga kerap melakukan kunjungan ke pesantren lain untuk berbagi ilmu.Â
Jatuh Bangun Ponpes Waria
Pondok Pesantren Al-Fatah yang dipimpin Shinta Ratri ini pun kerap mengalami jatuh bangun dan nasib apes. Seperti pada Februari 2016, ponpes tersebut sempat dikunjungi langsung dan diprotes FJI (Front Jihan Islam). Di mana mereka meminta Shinta dan lainnya untuk bertobat dan kembali menjadi seorang pria.
Tidak hanya itu, Shinta dan timnya kerap mendapati pengakuan buruk seperti dituduh karena ingin menyebarkan hal-hal negatif. Seperti pernikahan sesama jenis, tempat mabuk berkedok pesantren hingga ajaran sesat.Â
Meskipun kerap mendapat cacian dan tuduhan miring, hal ini justru berujung keberkahan bagi sang pemimpin hingga peserta didik Ponpes Waria. Akhirnya untuk mendapat perlindungan dan perlawanan, Ustaz Aarif bersama sejumlah aktivis sosial, Komnas Perempuan hingga anggota DPR RI membela para transpuan itu hingga melawan sikap FJI. Hingga sampai saat ini, Ponpes pimpinan Shinta Ratri menjadi tempat bernaung puluhan waria.