Datangi Karens Diner untuk Ruqyah Pegawainya, Taqy Malik Kena Nyinyir Netizen
- instagram.com/taqy_malik/
VIVA Showbiz – Restoran cepat saji asal Australia Karens Diner tengah menjadi sorotan. Hal ini menyusul dengan pembukaan Karens Diner di kawasan Panglima Polim Jakarta Selatan pada akhir tahun 2022 lalu.
Pembukaan restoran cepat saji ini begitu menarik perhatian publik lantaran mereka ingin mencoba merasakan sensasi sistem pelayanan pelayan di restoran itu. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Karens Diner sendiri begitu viral di sejumlah negara lantaran sistem pelayanannya yang sangat bad attitude kepada para pelanggan yang datang, mulai dari pengucapan kata-kata kotor hingga pelayanan yang terkesan malas-malasan.
Bahkan belum lama ini, beberapa video pelayanan di Karens Diner viral di media sosial. Hal ini juga menarik perhatian Taqy Malik dan rekan-rekannya.
Berbeda dengan yang lain, Taqy Malik datang ke restoran tersebut dengan tujuan ingin meruqyah pegawai di sana.
Taqy Malik
- Instagram @taqy_malik
"Pasukan gamis adu mekanik sama Karens Diner cekk," tulis caption dalam video tersebut.
Diungkap Taqy Malik dan rekannya dirinya ingin merasakan bagaimana sensasi dimarahi oleh pegawai di restoran tersebut.
"Sekarang kebetulan hari Jumat kan kalau orang datang ke sana diomel-omelin, dimarah-marahin, mau liat reaksi mereka gimana," kata Taqy Malik.
Tiba di restoran, salah satu pegawai Karens Diner nampak langsung nyinyir dengan kedatangan Taqy Malik.
"Ini para ustaz ngapain di sini? Mau mencoba sesuatu hal yang baru, ya? Yakin kuat imannya lo-lo pada semua ke sini? Yakin kuat? Diam? Nggak punya mulut?," kata seorang pegawai perempuan.
"Tugas kita di sini adalah meruqiyah mereka," kata Taqy Malik.
Taqy Malik dan rekan-rekannya kemudian masuk dan bertemu dengan seorang pegawai lainnya. Pegawai lainnya juga tak kalah nyinyir dengan kehadiran Taqy Malik dengan memakai pakaian gamis putihnya itu.
"Ini rombongan manasik haji dari mana? Enggak boleh duduk bangun, tunggu sini," kata pegawai.
Tak lama kemudian Taqy Malik dan rekan-rekannya duduk di sebuah meja. Seorang pegawai wanita lainnya kemudian duduk dan mencatat pesanan Taqy Malik, tak lupa dengan gaya khas judesnya.
"Gue duduk di sini ya nulis pesenan lo," kata pegawai Karens Diner.
"Kemarin dapat telfon katanya karyawan (Karens Diner) perlu diruqiyah ni," kata rekan Taqy Malik.
Pegawai tersebut kemudian ditanyai apakah hafal surat Al Ikhlas dan memintanya untuk membaca.
"Hafal surat Al Ikhlas?," tanya Taqy Malik.
"Hafal, tapi enggak pesen aja dulu," kata pegawai itu.
Tak kalah akal, Taqy Malik kemudian mengeluarkan uang Rp 50 ribu untuk pegawai tersebut jika melafalkan surat Al Ikhlas.
"Kurang ajar disogoknya pakai gituan," kata pegawai itu sambil melanjutkan membaca surat Al Ikhlas dan langsung mengambil uang tersebut.
Tak hanya surat Al Ikhlas, Taqy dan rekannya juga menantang pegawai itu untuk melafalkan surat Al Mulk. Dan ternyata pegawai tersebut juga hafal surat tersebut.
Taqy Malik
- dok.ist
"Cepetan pesen gue udah baca Al Ikhlas, Al Mulk," kata pegawai itu.
Sontak saja unggahan tersebut menuai pro dan kontra di kalangan pengguna media sosial Instagram.
"Sekedar saran ustaz, harusnya dipertimbangkan lah sebelum memutuskan membuat konten apa, jangan cuma karena pengen ikut-ikutan yang lagi tren, ustaz mengesampingkan syariat. Pertimbangkan juga yang nonton konten ini bakal dapat apa? Kebaikan atau manfaat?" tulis netizen.
"Sumpah nggak penting banget, mestinya kasih contoh yang baik, kunjungi tempat-tempat yang baik," tulis netizen.
"Ternyata disisi si mba yg super judes .. hafal lho surat Al mulk sama al ikhlas. Jdi " dont judge by the cover" tidak selamanya orang ddpan terlihat buruk aslinya mungkin jauh lebih baik dari kita. Semoga si mba nya istiqomah " bang Taqy in the gank best lah," puji netizen.
"Yang gw dapet sih: jangan pernah melihat seseorang dari penampilan nya. Sekian terima gaji," komentar netizen.
Benarkah Ruqyah Selalu Terkait dengan Kerasukan? Simak Penjelasan Ustaz Faizar
Ruqyah sering disandingkan dengan pemahaman cara untuk menangani orang-orang yang terkena santet, kesurupan, dan sejenisnya. Namun seperti apa fakta sesungguhnya?
