Pesta Seks Hingga Pelecehan Hugh Hefner, Kisah Pilu Influencer Hidup di Playboy Mansion

Hugh Hefner.
Sumber :
  • Instagram @hughhefner

VIVA Showbiz – Jennifer Saginor menempati Playboy Mansion ketika berusia 11 tahun dan menyaksikan potret mengerikan di properti Hugh Hefner yang menetap di memorinya hingga dewasa. Mulai dari pesta seks, obat terlarang, hingga pelecehan Hefner padanya, 'kerajaan' itu berubah dari tempat penuh keajaiban jadi sarang monster.

Menkum Supratman Sebut 39 Ribu Napi Kasus Narkoba Paling Banyak dapat Amnesti

Ketika Jennifer Saginor pertama kali menginjakkan kaki ke Playboy Mansion pada usia enam tahun, bocah kecil itu menganggapnya sebagai sebuah "kerajaan ajaib". Namun, ia hanya sesekali berkunjung dan belum menetap di istana indah, baginya. Scroll untuk simak artikel selengkapnya.

"Itu adalah tempat yang aneh. Tapi sebenarnya, tumbuh di sana sebagai seorang anak, itu hal yang ajaib. Saya berumur enam tahun ketika pertama kali pergi ke sana, kemudian ketika saya berusia 11 tahun saya mulai tinggal di sana penuh waktu," katanya dikutip dari laman Daily Star.

WNA Rusia Ngaku Dideportasi dari Bali usai Bantu Polisi Tangkap Mafia Narkoba: Ini Tidak Wajar

Jennifer adalah putri dari mantan dokter Hugh Hefner, Mark Saginor, alias Dr Feelgood yang selalu memberi resep pil, sehingga kepala pelayan akan memenuhi setiap keinginan Jennifer saat datang berkunjung. Hal mewah yang indah bagi seorang bocah kecil, membuat Jennifer terpana.

Mary Jane Dipindahkan ke Lapas Pondok Bambu Sebelum Pulang ke Filipina

"Ayah saya adalah sahabat dan dokter Hefner selama sekitar 40 tahun dan memiliki kamar sendiri di sana juga. Mansion itu seperti kerajaan ajaib – saya bisa mendapatkan apapun yang saya inginkan. Ruang permainannya luar biasa, saya akan mengambil permen karet dan M&M sebanyak yang saya inginkan," kenangnya.

Mereka mengantarnya ke sekolah dengan limusin, mengajaknya melihat hewan-hewan eksotis di kebun binatang Playboy, mengajaknya berkeliling di pesta sepatu roda, dan membiarkannya berpesta permen tak terbatas di ruang permainan. Tak sedikit para perempuan yang mengasuhnya hingga membuat Jennifer kecil merasa nyaman.

"Di pagi hari, kepala pelayan akan membuatkan makan siang saya dan saya akan masuk ke limusin rumah dan pergi ke sekolah. Ada juga kebun binatang di properti Mansion. Semua Playmates akan mengawasiku dan gadis-gadis ini menjadi figur pengganti ibu...Kami dulu selalu berdandan, bermain sepatu roda di lapangan tenis, bagi saya hubungan itu menjadi segalanya," tambahnya.

Jennifer sebenarnya memiliki banyak interaksi positif dengan Hefner ketika dia masih kecil dan dia memandangnya sebagai sosok ayah. Mereka sering bermain bersama dan membuatnya merasa nyaman sebagai seorang anak.

"Saya memiliki begitu banyak kenangan indah tentang diri saya dengan Hef – saya ingat duduk di lutut ayah saya saat dia dan Hef bermain backgammon. Kami akan bermain kimball di arcade. Dia membuat saya merasa sangat istimewa – dia adalah sosok yang lembut, mengasuh, dan kebapakan," katanya.

Namun setelah pindah ke properti terkenal saat berusia 11 tahun, Jennifer mulai mengungkap sisi gelapnya. Wanita berusia 51 tahun, dari California di AS, baru-baru ini membagikan kisahnya di film dokumenter Channel 4 – Secrets of Playboy.

"Saya butuh waktu lama untuk mengungkap apa yang saya alami saat tumbuh dewasa dan bagaimana perasaan saya. Saya memiliki rasa kesetiaan pada lingkaran dalam yang saya mulai sejak masih sangat muda. Saya tidak ingin merusak kesetiaan itu karena saya tahu akan ada konsekuensi serius," imbuhnya.

Memasuki masa remaja 

Kepolosan kekanak-kanakan ini hancur ketika Jennifer memasuki masa remajanya. Ia akhirnya mengungkapkan bagaimana melihat seks, narkoba, dan pesta pora di Mansion sejak usia muda memengaruhi dirinya sebagai pribadi.

“Hef akan mencium dengan mulut terbuka seperti french kiss. Saya selalu berpikir itu aneh bahwa seseorang yang seperti paman saya akan berciuman seperti itu - tetapi ayah saya mengatakan kepada saya bahwa itulah yang dilakukan orang ketika mereka saling mencintai," tuturnya.

Sementara Jennifer kecil melihat Mansion sebagai tempat untuk dapat menjelajahi kebebasan dan mengekspresikan diri, ketika remaja ia menyadari bahwa tempat itu jauh lebih menyeramkan. Dia menyaksikan 'Teman Bermain' diejek karena penampilan mereka, dan segera menjadi sadar diri tentang tubuhnya sendiri.

“Saya dilatih untuk memandang wanita seperti yang mereka lakukan – sebagai komoditas. Ayah saya dulu menyuruh saya menontonnya karena berat badan saya bisa bertambah di pinggul. Di usia muda dia akan memeriksa tubuh kami bersama kami - saudara perempuan saya dan saya. Itu sangat menegangkan karena saya tidak berpikir salah satu dari kami berpikir bahwa kami memenuhi apa yang kami pikir dapat diterima. Saya menjalani operasi sendiri pada usia 15 tahun," jelasnya.

Selain mengalami gangguan gambaran tubuh positif sebagai seorang anak, Jennifer terpapar seksualitas ketika dia masih belum dewasa secara emosional. Saat remaja, dia menyelinap keluar dari kamar tidurnya untuk menonton para Playmates bermain-main dengan tamu di Mansion.

"Saya sangat ingin tahu tentang apa yang terjadi di aula dan saya akan melihat beberapa gadis ini melakukan hal-hal yang tidak saya kenali. Saya akan melihat mereka telanjang dengan laki-laki di sekitar mereka. Saya akan melihat mereka merangkak dengan obat-obatan. Itu membuatku takut. Para pria tertawa dan saya hanya ingat berpikir 'Saya tidak pernah ingin menjadi seperti gadis-gadis ini, berlarian seperti binatang'," bebernya.

Jennifer mengatakan suasana "terbuka" di Playboy Mansion menarik rasa penasarannya. Tetapi, ketidaktahuannya itu dibiarkan berlanjut sampai dia berusia 17 tahun, ketika dia dipanggil ke kamar Hefner.

“Saya merasa saat itu, Hefner melewati batas karena dia selalu memperlakukan saya seperti anak perempuan. Di sinilah saya, di kamarnya, merasakan energi tidak nyaman ini seperti saya tidak lagi dipandang sebagai putrinya," imbuhnya.

Hugh Hefner meninggal pada 2017 – tetapi pengalaman awal Jennifer terus menghantuinya. Dia telah menulis sebuah buku tentang hidupnya, yang berjudul "Playground: A Childhood Lost Inside the Playboy Mansion".
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya