Aiman Witjaksono Pernah Jadi Atheis? Ini Faktanya
- Instagram @aimanwitjaksono
VIVA Showbiz – Jurnalis Aiman Witjaksono rupanya pernah menjadi seorang atheis sebelum menjadi seorang Muslim ketika dirinya masih menginjak usia muda. Jurnalis berusia 44 tahun itu mengaku tidak menganut agama apapun dan mempercayai adanya Tuhan hingga menyebut dirinya sebagai atheis.
Hal itu dialaminya saat Aiman Witjaksono masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 1994-1995 atau 28 tahun yang lalu saat usianya masih 16-17 tahun. Aiman mengungkapkan hal itu kepada publik melalui sebuah podcast yang dibawakan oleh Deryansha di YouTube.
“Bener, kelas 2 SMA tahun 94-95,” ungkap Aiman Witjaksono yang dikutip dari tayangan YouTube Kasisolusi pada Rabu, 23 November 2022. x
Di usianya yang masih sangat muda itu, sang jurnalis senior itu diketahui sempat mengalami pergolakan pada batin, pikiran dan logikanya mengenai keberadaan Tuhan.
“Jadi gue waktu itu sempet ada pergolakan di batin, di pikiran, logika karena kan gue dari kecil selalu berpikir logika,” ujar sang jurnalis.
“Apa sih buktinya ada Tuhan? Gue waktu itu belum nemu kan, kenapa ini bergerak begitu aja kok semue bergerak begitu saja, itu SMA ya. Setelah gue sekitar setahun dua tahun kemudian berpikir gak mungkin kalo gak ada Tuhan,” lanjutnya.
Menurut Aiman Witjaksono, dengan berbagai hal luar biasa yang tercipta di dunia ini seperti luar angkasa, planet-planet dan tubuh manusia dengan kompleks tidak mungkin bahwa tidak ada yang menciptakannya. Sehingga dari situ logikanya mulai mempercayai adanya Tuhan.
“Pada waktu itu gue berpikir di mana posisi Tuhan, lalu akhirnya gue berpikir lagi gak usah yang jauh-jauh ke atas nih planet-planet pembentukan alam semesta, di diri kita dulu aja deh,” kata Aiman.
Lebih lanjut, Aiman tidak mengungkapkan alasannya memilih Islam sebagai agama yang dipercayainya saat ini. Namun, dirinya didukung oleh matematika Alquran yang di mana jumlah lawan kata yang ada di dunia sama dengan yang ada di dalam Alquran.
Padahal pada jaman dulu sekitar 1400 tahun yang lalu tidak ada microsoft word atau teknologi lainnya yang memungkinkan seseorang dapat menghitung jumlah lawan kata tersebut. Dari situlah dirinya semakin yakin untuk tidak atheis lagi dan mempercayai Tuhan melalui agama Islam dan menjadi seorang Muslim.
“Tapi soal matematika Alquran ini mungkinkah itu terjadi 1400 tahun yang lalu, itu menggugah logika saya (tidak atheis lagi),” pungkasnya.