YouTuber Romo Komentari Daniel Mananta yang Sebut Ada Jin di Patung Salib

Daniel Mananta dan Romo Ndeso
Sumber :
  • Kolase VIVA

VIVA Showbiz – Belum lama ini Daniel Mananta membuat pernyataan yang cukup menuai kontroversi lantaran dirinya menyetujui hal yang didiskusikannya dengan Ustaz Abdul Somad (UAS) mengenai ada jin di patung yang disembah manusia. 

UAS soal Hukuman Menerima Serangan Fajar di Pilkada: Masuk Golongan Dosa Besar

“Ini mungkin sebuah kejutan kali, ternyata gue juga setuju sama UAS soal ini. Bahwa, kalau gue mungkin sebutnya ada unclean spirit, ok, di patung, ketika patung yang dibuat manusia disembah,” kata Daniel dalam video yang diunggahnya di Instagram,” yang dikutip VIVA pada Kamis, 17 November 2022. 

Karena pembahasannya cukup sensitif, Daniel Mananta pun meminta agar para pengikut Yesus untuk merujuk pada Alkitab Yesaya 44 terlebih dahulu sebelum menanggapi hal yang dibahasnya. 

UAS Kampanye Akbar di Tapsel: Saya Bersaksi Edy-Hasan Orang Baik untuk Memimpin Sumut

Pernyataan tersebut pun membuat seorang YouTuber Romo Ndeso turut menanggapi pernyataan Daniel Mananta yang menyebut bahwa ada roh jahat atau jin di dalam patung yang disembah manusia. Scroll ke bawah untuk simak selengkapnya. 

Tanggapan Romo Ndeso

MUI Payakumbuh Jelaskan Alasan di Balik Penolakan UAS

Romo Ndeso

Photo :
  • YouTube

Romo yang merupakan penganut Katolik, mengutarakan pendapatnya untuk menanggapi pernyataan Daniel Mananta. Berikut tanggapan Romo Ndeso terkait dengan ada jin dalam patung yang disembah manusia, dalam hal ini adalah patung salib. 

“Coba kita bertanya, adakah agama yang melucuti dirinya sebulat-bulatnya dari atribut-atribut simbolis tentang Allah tentang imannya? Adakah agama yang menetapkan penganutnya untuk beriman melulu dengan imajinasi tanpa perlu dimanifestasikan dalam simbol-simbol tertentu, tanpa perlu ada aktivitas-aktivitas tertentu, ada hukum-hukum tertentu, ada bahasa khusus, ada gerak dan pola-pola khusus? Rasanya sulit dibayangkan beriman yang seperti itu,” ujar Romo. 

“Maka sebenarnya bagi saya jangan terlalu mudah menuduh dan berasumsi dan menyebut sesuatu sebagai praktek penyembahan berhala hanya ketika melihat adanya seni patung, seni lukis di dalam sebuah agama,” sambungnya. 

Romo pun mendefinisikan apa arti dari berhala sebelum menjelaskan lebih jauh mengenai pendapatnya soal patung yang disembah manusia dan manusia yang disebut sebagai penyembah berhala. 

“Jika didefinisikan kita akan berkata berhaka itu berarti men-Tuhankan yang bukan Tuhan, menyebutnya seolah-olah Tuhan padahal bukan, menciptakan Tuhan dari benda-benda ciptaan Tuhan,” kata Romo. 

“Sejauh saya mencermati, tidak pernah ada pernyataan dari Gereja Katolik yang berkaitan dengan perusakan patung, pembakaran gereja sebagai penghinaan dan perusakan terhadap Allah-nya orang katolik. Tidak pernah muncul pernyataan dari otoritas Gereja Katolik menyatakan bahwa Allah kami dirusak, Allah kami dihancurkan, Tuhan kami dilempar, Tuhan kami diinjak, tidak pernah,” katanya lagi. 

Hal itu menurutnya karena dengan merusak atribut-atribut yang dijadikan sebagai simbol keagamaan bukan berarti merusak Tuhan mereka. 

“Karena apa? Merusak patung Yesus tidak sama dengan merusak Yesus, merusak gedung gereja tidak sama dengan merusak Allah,” lanjutnya. 

Bahasan tentang kitab

Daniel Mananta dan Romo Ndeso

Photo :
  • Kolase VIVA

Romo juga menuturkan bahwa kitab Yesaya yang disinggung oleh Daniel adalah kitab yang diimani oleh Gereja Katolik. Sehingga menurutnya aneh kalau Gereja Katolik melawan kitabnya sendiri. 

“Kitab Nabi Yesaya dimasukkan sebagai bagian kanon atau kumpulan kitab-kitab suci yang menjadi pegangan dan sumber iman gereja atas Magisterium Gereja Katolik. Dengan begitu agak aneh rasanya kalau gereja menghidupi sesuatu yang pada dirinya sendiri dilarang oleh kitab yang dijadikannya sebagai sumber iman. Maksudnya, aneh rasanya kalau Gereja Katolik melawan kitabnya sendiri,” jelas Romo. 

Dijelaskan oleh Romo bahwa yang dimaksud dalam kitab Nabi Yesaya adalah kecaman terhadap para penyembah patung, orang-orang yang men-Tuhankan patung, orang-orang yang menjadikan kayu, besi, batu yang diukirnya sebagai objek sesembahan.  

“Yesaya hendak menyatakan bahwa umat Israel memiliki Yahweh, sudah dimiliki Yahweh oleh Allah yang Esa jangan menciptakan lagi Tuhan sendiri-sendiri. Umat Israel sudah dimiliki oleh Allah yang Esa, jadi jangan mundur lagi ke belakang untuk menciptakan lagi Tuhan sendiri-sendiri sesuai selera. Itu maksud dari Nabi Yesaya,” jelasnya lagi.  

“Dengan kata lain, Yesaya mau mengatakan, Israel harus menyembah Allah pencipta dan jangan menyembah Allah yang diciptakan,” lanjutnya. 

Mengapa dijadikan patung?

Ilustrasi Yesus

Photo :
  • pixabay

Romo juga menjelaskan tentang adanya kemungkinan mengenai pertanyaan lalu mengapa membuat patung jika yang diimani adalah Tuhan. Menurutnya, patung salib dibuat karena bentuk kecintaannya terhadap Yesus, tapi bukan patung tersebut diartikan sebagai Yesus. 

“Orang yang punya cinta dia akan kreatif, orang yang mencintai dia akan kreatif menciptakan ekspresi cinta itu dan memanifestasikannya dalam bentuk tindakan, bahasa atau benda-benda tertentu,” terangnya. 

“Dia membuat patung karena dia mencintai Yesus, bukan patung itu adalah Yesus.” 

Singgung Daniel Mananta dengan UAS

Ustadz Abdul Somad (UAS) dan Daniel Mananta

Photo :
  • Instagram: ustadzabdulsomad_official

Di penghujung video unggahannya, Romo menyinggung soal mencaritahu sesuatu dengan orang yang tepat dan orang yang mengimaninya agar tidak gegabah membuat suatu pernyataan. 

“Untuk saudara saudariku semua sesama yang beriman Katolik, tetaplah teguh dalam iman kita bertanyalah pada orang yang tepat tentang iman kita, jangan gegabah mencaritahu iman kita pada orang yang tidak mengimaninya,” ujarnya

Hal itu seakan menyinggung Daniel Mananta yang seharusnya tidak mendiskusikannya bersama UAS karena keduanya memiliki latar keyakinan yang berbeda. 

“Silakan berteman, tapi jangan sampai pertemanan itu mengendalikanmu,” pungasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya