Ini Alasan ‘Gila’ Mark Chapman Bunuh John Lennon

John Lennon.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Showbiz – John Lennon ditembak pada 8 Desember 1980 oleh Mark Chapman ketika ia dan istrinya Yoko Ono tengah kembali ke apartemen mereka di kawasan Upper West Side, Manhattan. Beberapa saat usai kejadian, Chapman masih berada di TKP dan langsung diamankan polisi. 

Tangis Pilu Ayah Saat Tatap Muka dengan Pembunuh Anaknya: Dia Anak Pertama Saya

Chapman kemudian mengaku bersalah atas pembunuhan tingkat dua. Ia dijatuhi hukuman penjara dua puluh tahun hingga seumur hidup. 

Dilansir dari NME, tahun lalu pembebasan bersyarat Chapman ditolak untuk ke-12 kalinya. Baru-baru ini transkrip persidangan terungkap. Dalam persidangan tersebut Chapman mengutarakan alasannya membunuh anggota grup band The Beatles tersebut. 

Pengakuan Mengejutkan Fauzan si Pembunuh Wanita Tanpa Kepala di Muara Baru

John Lennon dan Yoko Ono.

Photo :
  • U-Report

Berbicara kepada dewan pembebasan bersyarat, Chapman mengetahui apa yang ia lakukan adalah salah. Namun di sisi lain, ia menginginkan ketenaran hingga mengambil cara gila yakni dengan membunuh publik figur. 

Pembunuh Wanita Tanpa Kepala di Muara Baru Nyabu Dulu Sebelum Eksekusi Korban, Ini Buktinya

“Saya tahu apa yang saya lakukan dan saya tahu itu jahat. Saya tahu itu salah, tapi saya sangat menginginkan ketenaran sehingga saya rela melakukan apapun dan mengambil nyawa seseorang. Saya tidak akan menyalahkan apapun atau siapapun karena saya yang melakukannya,” ujar Chapman.

Walaupun tahu tindakannya salah, Chapman membeberkan bahwa pada waktu itu ia takkan mundur dari rencananya.

“Ini adalah kejahatan di hati saya. Saya ingin menjadi seseorang dan tidak ada yang menghentikannya,” tutur pria berusia 67 tahun tersebut.

Kini Chapman menyadari apa yang dilakukannya salah dan hal tersebut malah membuatnya menjadi seseorang tidak berarti.

“Jawaban besar saya untuk semuanya adalah saya tidak akan menjadi siapa-siapa lagi,” katanya. 

Dalam sidang sebelumnya, Chapman menggambarkan tindakannya sebagai tercela. Ia bahkan ikhlas jika mendekam di jeruji besi selama sisa hidupnya. 

Chapman juga menyatakan dirinya semakin malu setiap tahun sejak melakukan kejahatan tersebut dalam sidang banding pada tahun 2018. 

“Tiga puluh tahun yang lalu saya tidak bisa mengatakan bahwa saya merasa malu dan saya tahu apa rasa malu itu sekarang,” ungkap Chapman. 

Pembunuh itu gagal mengajukan permohonan pembebasan bersyarat pada Agustus 2020 – di mana ia berkata telah menyakiti banyak pihak serta memahami bahwa ia layak dibenci. Chapman harus menunggu hingga tahun 2024 agar bisa mengajukan banding lagi. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya