Enggan Sebut Cita-cita, Fuji: Yang Penting Dapat Uang Banyak
- IG @fuji_an
VIVA Showbiz – Baru-baru ini Fuji berbincang dengan Shireen Sungkar. Salah satu yang diperbincangkan keduanya terkait dengan apa cita-cita dari Fuji sebelum masuk ke industri hiburan Tanah Air.
Tanpa terduga adik dari mendiang Bibi Andriansyah ini mengaku bahwa dia tidak memiliki cita-cita.
"Enggak pengen jadi apa-apa," ungkap Fuji mengutip tayangan konten YouTube di channel The Sungkar.
Lebih lanjut, diungkap Fuji dirinya tak memiliki cita-cita lantaran dia orang yang tidak bisa fokus. Dia bahkan mengaku sering bolos ketika orang tuanya mendaftarkannya ke sejumlah les minat bakat.
"Aku dari dulu orangnya enggak bisa fokus aku pernah dilesin piano, gitar, nari, komputer dalam waktu enam bulan tiga bulan out saya bolos terus sampai mama saya angkat tangan terserah lo," ujar Fuji.
Fuji juga sempat bercerita ketika kecil ketika ditanya apa cita-citanya, dia diarahkan kedua orang tuanya untuk menjadi dokter. Namun dia tidak mengerti tugas dan tanggung jawab dari seorang dokter.
"Kalau pas kecil tuh kamu cita-citanya mau apa? mama papa langsung jawab 'mau jadi dokter cantik' aku jadi 'mau jadi dokter'. tapi aku enggak ngerti dokter ngapain," terang Fuji.
Ketika memasuki sekolah dasar dan SMP dia mengaku tidak mau menjadi dokter lantaran tau kemampuannya. Dia kemudian beralih cita-cita untuk menjadi psikologi.
"Terus ya udah pas SD, SMP gue gak mau jadi dokter otak gue ga sampai aku enggak sepinter itu mah, pah. aku jelasin mereka paham aku bilang aku mau jadi psikolog anaknya peduli mental health," jelas Fuji.
Tidak hanya itu, cita-citanya juga kembali berubah dia ingin menjadi seorang arsitek setelah sebelumnya bercita-cita untuk menjadi desainer.
"Awal-awal mau desainer karena suka gambar padahal suka gambar animasi. kata mama papa ngapain karena pandangan orang tua desainer kurang dihargain kalau kamu enggak punya nama besar pupus tuh langsung, apa ya mau jadi arsitek bangun rumah duitnya banyak," lanjut Fuji.
Fuji mengaku dia adalah sosok yang begitu simple. Dia tidak memiliki cita-cita melainkan lebih memilih untuk memiliki uang yang banyak.
"Aku orangnya simpel aku enggak punya cita-cita yang penting dapat uang banyak gapapa dong cita-cita. Akhirnya arsitek rata-rata ada uang, oke kayaknya susah ya ada fisika ada MTK ada rumus desainer, aku enggak bisa lemah aku jurusan IPA tapi enggak bisa IPA," kata Fuji.
Namun dia kemudian kembali berganti cita-cita menjadi psikolog. Namun lantaran mendapat bully-an ketika SMA dan dia memilih untuk tidak menjadi psikolog.
"Ganti lagi aku mau jadi psikolog atau psikiater enggak mau ganti lagi, karena aku peduli mental health kena mental SMA dibully gue enggak kuat masalah sendiri enggak bisa gimana orang lain. aku tidak mampu akhirnya ganti," ucap Fuji.
Akhirnya ketika sudah memasuki kelas 12 SMA dia memilih untuk menjadi pengacara. Dia terinspirasi akan sosok Hotman Paris sambil mempertimbangkan mendaftar kuliah di jurusan hukum.
"Akhirnya, aku cari-cari, pengacara kondang, Hotman Paris lah yang paling terkenal. Keren gitu caranya nyelesain masalah. Pengen deh, jadi orang kayak gini. Udah keren, banyak duit lagi," tegasnya.